Ia menambahkan, pinjaman yang sudah diperolehnya sebanyak tujuh kali tak berarti dirinya dapat mengelola warung semudah membalikkan telapak tangan.
Omzet sekitar Rp 1 juta per hari tetap harus dikelola Roedah dengan baik. Ada yang dikembalikan ke Mekaar, ada yang dikirim ke kampung untuk menyekolahkan anaknya, serta mengembangkan warungnya.
Roedah memang memulai bisnisnya dari nol saat membuka lapak kecil di depan rumahnya hingga kini warugnya menyediakan berbagai hal hingga tabung gas dan air mineral galon.
"Kami dari tabung gas dua biji, enggak langsung delapan biji, dulu galon satu-satu. Saya enggak sekaligus beli banyak. Jadi kalau ada rezeki satu, beli satu, pasti dari awal dulu bertahap enggak sekaligus," katanya.
Roedah pun masih punya mimpi untuk terus mengembangkan usahanya itu. Ia berharap, dirinya dapat menyekolahkan anak bungsunya hingga perguruan tinggi dan melanjutkan bisnisnya tersebut.
"Pengin warung biar tambah penuh lagi biar bisa nyekolahin anak sampai kuliah jangan sampai SMA doang. Penginnya mah pengin ngebelajarin anak suruh dagang juga," kata Roedah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.