Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nur Wahid Nyaleg di Bekasi, dari Tukang Cakwe Keliling hingga Terjun ke Dunia Politik

Kompas.com - 06/03/2019, 09:56 WIB
Dean Pahrevi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Nur Wahid (47), seorang pedagang cakwe di Bekasi mencalonkan diri sebagai Anggota DPRD Kota Bekasi periode 2019-2024 dari Partai Gerindra untuk daerah pemilihan (Dapil) III, Rawalumbu, Mustikajaya, dan Bantargebang.

Sebelum berjualan cakwe, Nur sapaan akrabnya pernah berjualan pempek keliling. Suatu hari, salah satu pelanggannya menyarankan dirinya untuk berjualan cakwe saja. Sebab, pelanggannya tersebut jago membuat cakwe dan bersedia mengajarkan Nur membuat cakwe yang enak.

"Saya awalnya dari pelanggan saya diajarin buat cakwenya. Dia jago buatnya, gimana caranya bisa ngembang itu cakwe. Dari situ saya bisa (buat cakwe) dan mulai jualan," kata Nur saat ditemui di Rumahnya di Rawalumbu, Kota Bekasi, Selasa (5/3/2019).

Nur merintis usaha jualan cakwe sejak 1994 yang diawali dengan jualan keliling. Nur biasa menjajakan cakwenya di sekolah-sekolah dan sejumlah pabrik di Kota Bekasi. Satu cakwe dijual dengan harga Rp 1.000.

Baca juga: Cerita Nur Wahid, Pedagang Cakwe yang Nyaleg di Bekasi

Kini, Nur sudah memiliki pegawai dan 12 gerobak cakwe yang tersebar di Cakung dan Kota Bekasi.

Tiap pegawainya wajib menyetor penghasilan berjualan cakwe kepada Nur sebesar Rp 100 ribu per hari. Artinya dalam sebulan, Nur mampu meraup penghasilan sekitar Rp 36 juta.

Terjun ke Dunia Politik

Memiliki penghasilan yang sudah cukup dari berjualan cakwe, Nur pun bertekad mewujudkan cita-citanya sejak masih duduk di bangku sekolah yakni, terjun ke dunia politik dan menjadi seorang pemimpin.

Untuk mewujudkan itu, dia mulai dengan maju sebagai calon legislatif anggota DPRD Kota Bekasi. Dia semakin yakin untuk maju sebagai Caleg, mengingat saat dia berjualan cakwe banyak melihat masyarakat yang tidur di pinggir jalan. Dari hal itu, dia ingin membantu dan memperjuangkan aspirasi masyarakat bawah.

"Saya tiap pulang jualan malam-malam itu lihat orang tidur di emperan toko, ruko gitu. Di situ saya mikir kok begini kasihan, makannya saya mau memperjuangkan hak-hak masyarakat bawah dan menyampaikan aspirasi mereka," ujar pria berusia 47 tahun itu.

Baca juga: Pedagang Cakwe Nyaleg, Berapa Modal Kampanyenya?

Alasan Pilih Partai Gerindra

Nur sadar untuk memuluskan jalannya menjadi wakil rakyat harus melalui partai politik. Pilihannya pun jatuh pada Partai Gerindra, sosok Prabowo Subianto yang dikaguminya lah, yang membuat dia memilih Partai Gerindra.

"Saya sebenarnya partai ada tiga tadinya maunya, PPP, Gerindra sama PKS. Saya kan basic-nya santri yah, tapi saya juga ngefans sama Pak Prabowo. Beliau juga dekat dengan ulama, sosok pemimpin nasional yang baik lah," tutur Nur.

Selain itu, proses yang tak berbelit saat daftar menjadi kader partai pun, membuat Nur yakin memilih Partai Gerindra sebagai gerbang awal dirinya bisa menyalurkan aspirasi rakyat kecil.

"Singkat saja, Maret 2018 setahun yang lalu saya datang ke DPC Gerindra Kota Bekasi, ngobrol-ngobrol sama pengurusnya terus daftar jadi anggota dan caleg. Tak ada mahar juga, partai mendukung saya perjuangkan aspirasi rakyat kecil," ujar Nur.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com