Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPTJ: Ada Dua Titik di Depok yang Berpeluang Jadi TOD

Kompas.com - 14/03/2019, 19:18 WIB
Cynthia Lova,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok tengah mengupayakan pembangunan lima transit oriented development (TOD) seperti yang diperintahkan dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (RITJ) 2018-2029.

Titiknya yakni di Pondok Cina, Stasiun Depok Baru, Jatijajar, Citayam, dan Cinere.

Direktur Prasarana Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Heru Wisnu Wibowo mengatakan, dari lima titik tersebut hanya dua yang masih berpeluang untuk pembangunan TOD, yakni Citayam dan Cinere.

Baca juga: Lahan Pemerintah di Lebak Bulus Bakal Disulap Jadi Hunian TOD

TOD harus memenuhi lima aspek, di antaranya maksimalisasi penggunaan angkutan massal seperti aspek angkutan umum (transjakarta), MRT, LRT, serta dilengkapi jaringan pejalan kaki atau sepeda.

"Yang masuk hanya kawasan Stasiun Citayam dan Cinere untuk wilayah Kota Depok. Dan itu sudah ada masterplan maupun konsep penataan agar angkutan umum dapat terintegrasi dengan fasilitas umum lainnya," ujar Heru di Tapos, Depok, Kamis (14/3/2019).

Dalam studi kelayakan, Stasiun Pondok Cina tidak masuk dalam aspek TOD, yang di mana tidak terdapat pusat kontrol maupun masuk pada persyaratan.

“LRT itu nantinya akan berada di Stasiun Citayam dan Cinere yang menghubungkan Jatijajar, Terminal Terpadu pada Stasiun Depok Baru, Pondok Cina," katanya.

Secara terpisah, Kepala Dinas perhubungan Kota Depok Dadang Wihana mengatakan, hanya mengikuti aturan dari RITJ.

Baca juga: Kendali Tata Guna Lahan, Rahasia Sukses Pengelolaan TOD

“Kalau saya hanya mengikuti yang ada dalam RITJ, jadi saya hanya ikuti gimana studi kelayakan yang dilakukan BPTJ,” ucapnya.

Pada RITJ sudah dijabarkan di mana ada dua TOD, yaitu TOD lingkungan yang berada di Jatijajar hingga Citayam. Sedangkan TOD Kota meliputi Stasiun Terpadu dan Pondok Cina.

"Itu akan susah bila harus mengikuti aturan TOD yang sebenarnya, pasalnya di Kota Depok sudah sedikit lahan, dan tentunya tidak akan masuk semua dalam aspek TOD," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com