Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membangun tempat sederhana itu pun tidaklah rumit dan memakan biaya.
"Kayak tripleks, kayu-kayu, karpet, semua ini barang-barang yang ketemu hanyut di kali, Mas. Membangunnya juga cuma seminggu," terangnya.
Dia menceritakan, jam kerjanya mulai sejak pukul 08.00 sampai 12.00 WIB. Kemudian dia melanjutkan kerja dari pukul 13.00 hingga 15.00 WIB.
Selama jam kerja berlangsung, dia dan ketiga temannya tidak boleh keluar dari Kali Item.
Baca juga: Masalah Busa seperti di Kali Item Disebut Terjadi di Seluruh Indonesia
Itulah alasan mengapa mereka membangun bale-bale sederhana itu, yakni betul-betul hanya untuk tempat melepas lelah di tengah jam kerja.
"Kalau jam kerja kan kami enggak boleh ke atas, enggak boleh istirahat. Jadi ya tempat ini biar kami bisa istirahat sambil kerja saja," tuturnya.
Dengan badan sedikit berkeringat, dia mengatakan jika tempat itu sudah cukup adem.
Dia dan teman-temannya mengaku nyaman beristirahat di tempat itu. Meski bila berlama-lama di sana, bau menyengat dari Kali Item masih jelas terasa.
Jaenudin bercerita, saat diguyur hujan, atap bale-bale itu kerap bocor. Angin kencang juga sering merusak beberapa bagian bale.
"Paling enggak enaknya ini kalau hujan bocor terus, Mas. Tapi kalau enggak hujan ya di sini adem-adem saja," terangnya.
Baca juga: Bantu Jakarta Atasi Banjir, Pemerintah Bangun Sistem Pompa Kali Item
Terselip curhatan darinya di sela-sela perbincangan. Dia berharap pemerintah mau menyiapkan tempat istirahat yang layak bagi mereka, para pekerja kasar.
"Kalau hujan, kami bisa kerja. Memang sih dibawain jas hujan, tapi kalau petir gede gimana? Kan tetap saja kami takut. Kalau tersambar petir gimana? Ya kepenginnya cuma itu saja. Dibuatin tempat istirahat," tutur Jaenudin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.