Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Modus Pembobol ATM di Bekasi yang Dihakimi Massa

Kompas.com - 15/03/2019, 14:39 WIB
Dean Pahrevi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kapolsek Pondok Gede, Kompol Suwari mengatakan, empat pembobol ATM di Kampus Mercubuana, Pondok Gede, Kota Bekasi memiliki peran masing-masing.

Suwari mengatakan, pada aksi yang dilakukan pada Kamis (14/3/2019) pukul 18.30 WIB, dua pelaku bertugas menunggu di mobil, satu orang mengawasi lingkungan sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan satu orang membobol ATM.

"Dia masukan kartu ATM tapi dia masang kabel yang untuk aliran listrik itu. Tatkala dia sudah buka pinnya, narik uang, langsung dimatikan aliran listriknya. Dia bikin disoketin lagi lah istilahnya, jadi aliran listrik di mesin ATM bisa dimatikan sama dia," kata Suwari saat dikonfirmasi, Jumat (15/3/2019).

Baca juga: Polisi Tangkap 2 Pembobol ATM di Bekasi yang Kejar Massa

Suwari menjelaskan, ketika mesin ATM baru akan mengeluarkan uang, aliran listrik mesin ATM dimatikan pelaku.

Dengan demikian, sistem dalam mesin ATM belum sempat menghitung jumlah saldo yang ada di kartu tersebut.

"Pas diproses (ambil uang), langsung dia matiin. Sehingga mesinnya belum menghitung saldo kita, langsung diambil. Ambilnya pake pinset," ujar Suwari.

Usai berhasil ambil uang yang berjumlah Rp 7 juta itu, aksi pelaku diketahui petugas keamanan kampus. Para pelaku pun kabur menuju arah Jakarta Timur. Aksi pelaku yang juga diketahui warga pun dikejar hingga membuat pelaku panik.

"Dia lari, kejar-kejaran (dengan warga dan polisi). Saya di tengah jalan, diuber sama ojek (online) juga. Dia nabrak-nabrakin mobil yang ada disitu. Saya sudah arahkan bimaspol untuk ngejar (pelaku). Saking kencangnya dia nabrak sana sini, pelaku alami pecah ban, terus nabrak tiang listrik yang ada di daerah Lubang Buaya," ujar Suwari.

Karena pecah ban, dua pelaku didapati warga dan dihakimi massa di daerah Cipayung, Jakarta Timur. Sedangkan dua pelaki lainnya berhasil melarikan diri. Satuan Polsek Makassar pun langsung menuju TKP dan menyelamatkan pelaku dari amukan massa.

Pelaku langsung dibawa ke Rumah Sakit Kramat Jati untuk mendapat perawatan. Setelah itu dua pelaku diserahkan ke Polsek Pondok Gede.

Sementara itu, mobil yang dikendarai pelaku hancur diamuk massa. Adapun hasil pemeriksaan sementara, pelaku berhasil membawa Rp 7 juta dari aksi pembobolan ATM itu. Namun barang bukti dibawa pelaku yang kabur.

Saat ini polisi masih memburu dua pelaku lainnya yang berhasil kabur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com