Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab Bekasi: 14 Hari TPA Burangkeng Ditutup, 11.000 Ton Sampah Menumpuk

Kompas.com - 18/03/2019, 15:11 WIB
Dean Pahrevi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi Dodi Agus mengatakan, hampir 11.000 ton sampah menumpuk di wilayah Kabupaten Bekasi akibat penutupan paksa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng selama 14 hari oleh warga Desa Burangkeng.

Dodi mengatakan, per harinya produksi sampah Kabupaten Bekasi mencapai 800 ton.

Tiap harinya, 140 truk sampah memasuki TPA Burangkeng. Artinya, hampir 11.000 ton sampah menumpuk di wilayah Kabupaten Bekasi selama 14 hari TPA Burangkeng ditutup oleh warga.

"Kalau sehari 800 ton dikali 14 hari saja, hitung saja deh. Kalau di kita mobil ada 140 yang masuk ke TPA. Sama mobil pasar juga itu soalnya, ini bukan hanya kerugian Pemkab tapi seluruh masyarakat Kabupaten Bekasi," kata Dodi saar dikonfirmasi wartawan, Senin (18/3/2019).

Baca juga: Pemkab Bekasi Janjikan Kompensasi Uang, Warga Buka TPA Burangkeng

Dodi mengatakan, kerugian yang dirasakan bukan hanya menumpuknya sampah, melainkan juga sejumlah truk rusak.

Sebab, truk yang menampung sampah itu diparkir di tempat-tempat yang jauh dari permukiman masyarakat selama TPA ditutup agar bau sampah tak mengganggu warga.

"Iya dua minggu per mobil sudah ada yang patah, terus ada aki yang hilang karena ditaruh di tempat biasa ambil sampah kan ya. Ada ban yang hilang karena ada yang ambil. Truk ada yang di jalan ada yang di kuburan supaya enggak bau," ujar Dodi.

Dia pun bersyukur permasalahan kompensasi warga Desa Burangkeng sudah berakhir karena ada kesepakatan antara Pemkab Bekasi dan warga Desa Burangkeng.

Mulai hari ini, TPA Burangkeng kembali dibuka warga dan truk sampah diperbolehkan masuk ke TPA.

"Seluruh UPTD saya undang tentang pengaturan mobil yang masuk ke TPA. Kita jadwalkan, kan sampai sekarang aman-aman saja. Sekitar 100 (truk yang masuk TPA hari ini) ya kalau menurut saya," tutur Dodi.

Baca juga: Polemik TPA Burangkeng, Pemkab Bekasi Tawarkan Opsi Kompensasi Lewat Dana Desa

Sejak Senin (4/3/2019), ratusan warga Desa Burangkeng berunjuk rasa di depan TPA Burangkeng dengan menutup TPA tak memperbolehkan ada aktifitas di dalam TPA.

Akibatnya, selama 14 hari TPA ditutup, sampah menumpuk di sejumlah wilayah Kabupaten Bekasi seperti di pasar, perumahan warga, dan lainnya.

Tuntutan warga Desa Burangkeng antara lain, dibangun saluran air di permukiman warga, diberikan uang kompensasi dari Pemkab Bekasi, perbaikan akses jalan TPA, dan pemeliharaan serta pembenahan TPA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com