JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden Sandiaga Uno membanggakan program kewirausahaan OK OCE yang digagasnya. Berulang kali Sandiaga menyebut OK OCE sebagai jawaban dari masalah ketenagakerjaan.
Sandiaga meyakini program itu berhasil diimplementasikan di Jakarta. Ia bahkan menyebut OK OCE menurunkan pengangguran sebanyak 20.000 di tahun 2018.
Keyakinan Sandiaga ini juga diakui oleh Ketua Umum OK OCE Indonesia Iim Rusyamsi.
Iim menyebut OK OCE telah menghasilkan 29.346 tenaga kerja baru sepanjang 2018.
Tenaga kerja itu lahir dari 16.734 peserta OK OCE yang telah mengantongi izin usaha mikro dan kecil (IUMK) dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) DKI Jakarta.
Baca juga: DKI Cek Korelasi OK OCE dengan Angka Pengangguran
"Dari kami ya itu sudah efektif, dari 29.000 yang ada dari datanya itu. 29.000 bukan menurunkan (angka pengangguran), tapi menciptakan lapangan kerja," ucap Iim ketika dihubungi, Senin (18/3/2019).
Kepala Seksi Komunikasi dan Informasi DPMPTSP Rinaldi menerangkan, sepanjang 2018 pihaknya menerbitkan 37.449 izin usaha mikro yang terdiri dari 16.734 Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) dan 20.715 izin usaha mikro lainnya (SIUP Mikro, SPPIRT dan SKU).
Dari angka itu, hanya 16.734 yang berasal dari program OK OCE. Kendati demikian, OK OCE diklaim punya nilai investasi dengan total Rp 359 miliar.
Sementara untuk tahun 2019, 7.715 izin usaha mikro diterbitkan oleh DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta periode Januari sampai dengan awal Maret 2019.
Izin tersebut terdiri dari 3.061 IUMK dan 4.654 izin usaha mikro dan kecil lainnya (SIUP Mikro, SPPIRT dan SKU).
Izin yang dikeluarkan PTSP tak cuma buat anggota OK OCE.
"Hal yang perlu diluruskan adalah perkembangan usaha mikro dan kecil di Jakarta sangat beragam jenisnya," ujar Rinaldi.
"Kalau kami fokusnya bukan hanya OK OCE, yang penting perkembangan usaha mikronya," lanjut dia.
Klaim Sandiaga Uno soal penurunan pengangguran berkat OK OCE tak terbukti ketika melihat data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta.
Menurut data BPS Jakarta, jumlah pengangguran di DKI Jakarta pada Agustus 2017 tercatat sebesar 7,14 persen.
Baca juga: CEK FAKTA: Sandiaga Klaim OK OCE Turunkan Angka Pengangguran DKI
Jika dibandingkan dengan periode setahun, yakni Agustus 2018, memang ada penurunan pengangguran menjadi 6,24 persen.
Namun Sandiaga baru dilantik sebagai wakil gubernur DKI Jakarta pada Oktober 2017. Selain itu, program OK OCE juga baru ada pelatihan pada awal 2018.
Jika dilihat dari data terbaru, pada Februari 2018, jumlah pengangguran sebanyak 290.120 orang. Angka ini naik pada Agustus 2018 menjadi 314.840 orang.
Kenaikan pengangguran dari Februari 2018 ke Agustus 2018 sebesar 8,25 persen atau 24.720 orang.
Menurut BPS, pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, atau mempersiapkan suatu usaha, atau merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan (putus asa), atau sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja atau sudah mempunyai usaha tapi belum memulainya.
Selain jumlah pengangguran, BPS DKI juga mencatat tingkat pengangguran terbuka naik dari awalnya 5,34 persen pada Februari 2018 menjadi 6,24 persen pada Agustus 2018.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.
TPT digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja.
Terkait perbedaan data ini, Kepala BPS DKI Jakarta Thoman Pardosi menjelaskan, pihaknya melakukan survei dari rumah ke rumah yang berada di DKI Jakarta.
Baca juga: Target 40.000 Wirausaha OK OCE di Jakarta pada 2018 Tak Tercapai
"Yang tidak bekerja itu kan ditanyanya apa upayanya. Kalau dia upayanya mencari pekerjaan selama sebulan terakhir, maka dia kami kategorikan sebagai pengangguran terbuka," ujar Thoman ketika dikonfirmasi.
Thoman juga mengatakan pihaknya tak mendata apakah mereka yang bekerja atau tidak bekerja berkaitan dengan OK OCE.
"Kalau OK OCE kan (datanya) yang ngaku, apakah tadinya dia sudah bekerja, atau menganggur sebelum gabung OK OCE. Kan belum tentu pengangguran, bisa saja dia beralih. Jadi dia bukan menyerap langsung tenaga kerja. Karena belum tentu dia nganggur, dan itu berdasarkan catatan mereka (Pemprov DKI Jakarta) kan," ujar Thoman.
Kompas.com bertanya kepada Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta Sri Haryati mengapa pengangguran malah naik di tengah berjalannya program OK OCE.
Sri mengatakan, ia harus memeriksa korelasi program kewirausahaan OK OCE dengan angka pengangguran.
"Saya belum lihat angka. Nanti Februari sama Agustus harus lihat dulu. Mungkin yang dimaksud Pak Sandi yang mana," kata Sri.
Sri mengatakan, kemungkinan memang ada tren kenaikan atau penurunan dari Agustus ke Februari, maupun Februari ke Agustus yang biasa terjadi.
Baca juga: Ketua OK OCE: Kami Bantu Tekan Angka Pengangguran di Jakarta
Menurut Sri, program OK OCE sejatinya untuk mengentaskan pengangguran. Namun program DKI tak hanya OK OCE.
"Memang yang kami harapkan kan dengan pengembangan kewirausahaan terpadu pasti akan... Salah satunya kan untuk yang tidak kerja menjadi kerja. Kan programnya Balai Latihan Kerja, Pusat Pelatihan Kerja Daerah (PPKD) juga ada. Cuma penghitungannya nanti lihat dulu ya," ujar Sri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.