JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah pihak mengapresiasi operasionalisasi moda raya terpadu (MRT) Jakarta.
Kehadiran MRT seolah menjadi bukti bahwa Indonesia, khususnya Jakarta, bisa sejajar dengan kota-kota maju di luar negeri yang sudah punya MRT.
“Ini sudah jadi contoh kalau Indonesia juga bisa kok membangun jaringan MRT,” ujar Head Corporate Secretary PT MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin, Selasa (2/4/2019).
Sejumlah pengguna MRT pun merasa puas akan fasilitas di area stasiun dan di dalam kereta.
Fauziah (23), seorang pegawai swasta, menilai bahwa MRT Jakarta sama baiknya dengan di luar negeri.
“Malah di sini lebih bagus kelihatannya, bisa jadi karena masih baru ya,” kata dia.
Baca juga: Parkir Liar Okupasi Jalur Khusus Disabilitas di Trotoar Stasiun MRT Haji Nawi
Fauziah yang pernah beberapa kali mencicipi MRT di Singapura mengatakan, pengalaman menumpang MRT di Jakarta terasa memuaskan karena para penumpang tidak bertindak serampangan.
Tak lama setelah MRT diresmikan dan dibuka untuk umum, para penumpang sudah tertib mengantre.
“Enggak banyak beda sama di Singapura yang sudah baris di jalur yang semestinya waktu antre mau masuk gerbong," ucap dia.
Perlu pembenahan
Meskipun demikian, operasional MRT Jakarta masih perlu pembenahan di sejumlah aspek, salah satunya terkait ticketing yang dikeluhkan penumpang beberapa hari terakhir.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, sejumlah penumpang tampak kebingungan karena gerbang pembayaran tidak berfungsi optimal.
Kendala tersebut lebih-lebih ditemui pada pengguna e-cash yang kartunya tidak terbaca di gerbang pembayaran, padahal saldo kartu masih cukup.
Antrean pembeli tiket pun kerap kali mengular panjang di loket lantaran vending maching belum berjalan sempurna.
Baca juga: Belajar dari MRT, Anies Tak Mau Buru-buru Operasikan LRT Jakarta
Di samping itu, Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Darmaningtyas menilai, tingkat kebisingan MRT masih tergolong tinggi.