Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putra Bilang "Hack Medsos Mantan Lebih Sulit dari Situs Pemerintah"

Kompas.com - 08/04/2019, 14:26 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Setelah viral karena berhasil meretas situs National Aeronautics and Space Administration (NASA), Putra Aji Adhari, remaja 15 tahun ini mengaku banyak teman-teman yang meminta untuk diajari meretas.

Namun, kebanyakan teman-teman Putra meminta diajarkan meretas akun media sosial orang lain, bukan melakukan penetration testing seperti yang biasa dilakukannya.

"Kadang mereka minta ngehack yang enggak wajar begitu, ada yang maunya hack Facebook mantan, sebenarnya itu lebih sulit," ujar Putra saat ditemui Kompas.com di kediamannya yang berada di Cipadu, Larangan, Tangerang pada Minggu (7/4/2019).

Baca juga: Putra, Remaja Peretas Situs NASA yang Menolak Jadi Black Hat Hacker

Di kediaman Putra, tampak sertifikat-sertifikat penghargaan yang dibingkai dan dipajak di atas komputer tempat ia biasa melakukan aktivitas sebagai bug hunter.

Sertifikat penghargaan itu diterima Putra saat menemukan celah di server berbagai instansi, baik milik pemerintah maupun swasta.

Dari pemerintah, ia mendapat penghargaan dari Badan Siber dan Sandi Negara, tempat ia biasa melaporkan temuannya tersebut.

Sementara itu, dari instansi swasta, ia mendapat penghargaan dari berbagai perusahaan, seperti Tiki, Times Indonesia, Redtech, dan Tokopedia.

Putra juga mengatakan, meretas akun media sosial seseorang jauh lebih sulit dibanding meretas situs-situ milik pemerintahan.

Bahkan, kata Putra, tingkat kesulitannya hampir sama dengan meretas situs NASA.

Putra menyebutkan, untuk meretas sebuah akun media sosial, seseorang harus mampu membobol firewall atau pengamanan database dari perusahaan besar, seperti Facebook, Instagram, dan lainnya yang diprakarsai oleh developer-developer tingkat dunia.

Baca juga: Putra, Remaja Peretas Situs NASA Sering Cek Kelemahan Situs Pemerintah

Oleh karena itu, yang biasa dilakukan seseorang apabila ingin membajak akun media sosial biasanya bukan menggunakan metode hacking melainkan metode phising.

Remaja yang baru duduk di bangku kelas dua madrasah ini mengutarakan, teknik phising dilakukan dengan cara membuat sebuah situs dengan iming-iming hadiah sehingga seseorang memasukan nama akun beserta password dari media sosial mereka ke website tersebut.

Data tersebut kemudian terkirim ke para pelaku untuk kemudian dimanfaatkan demi kepentingan mereka.

"Jadi phising ini lebih ke social engineering atau menipulah," ujar Putra.

Ia juga mengatakan, phising inilah yang banyak dilakukan orang-orang untuk membacak akun media sosial artis.

Baca juga: Selain Situs NASA, Putra Juga Pernah Meretas Situs KPU

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com