Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Dirut MRT soal Tak Ada Kursi di "Unpaid Area" Stasiun

Kompas.com - 11/04/2019, 08:02 WIB
Vitorio Mantalean,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menyatakan bahwa pihaknya belum memiliki rencana terkait pengadaan kursi di unpaid area, atau wilayah luar gerbang pembayaran stasiun MRT.

"Belum ada (rencana) sampai saat ini," kata William kepada Kompas.com di Stasiun Lebak Bulus, Selasa (9/4/2019) malam.

William mengatakan, adanya kursi di unpaid area justru bisa menambah kepadatan penumpang di area yang juga jadi lokasi mengularnya antrean tiket itu.

Ia juga menyatakan bahwa desain stasiun MRT dirancang bagi para pelaju yang umumnya menggunakan MRT seorang diri.

Baca juga: Penumpang Lansia Keluhkan Tak Adanya Kursi di Luar Gerbang Pembayaran MRT

Sementara itu, sampai saat ini, sebagian penumpang masih datang berkelompok demi mencicipi moda transportasi yang satu ini.

William lantas menyatakan bahaa pihaknya akan menjamin kenyamanan bagi para penumpang prioritas, seperti ibu hamil, ibu menyusui atau membawa balita, lansia, dan penyandang disabilitas yang mesti menunggu di unpaid area.

"Penumpang prioritas akan kita arahkan ke back office. Nanti tinggal lapor ke petugas," ucap William.

"Kalau bawa bayi, kita ada nursing facilities. Kalau orang tua, atau apakah butuh kursi roda, atau apa, bisa minta diantar ke ruang petugas stasiun," imbuhnya.

Sebelumnya, sejumlah penumpang mengeluhkan ketiadaan kursi di unpaid area stasiun MRT. Sebagian besar memutuskan untuk duduk lesehan di lantai stasiun. Padahal, beberapa di antaranya merupakan penumpang lanjut usia.

Seorang penumpang, Silvi (38) misalnya, menilai penting keberadaan kursi di area luar gerbang pembayaran stasiun MRT. Apalagi, lanjutnya, MRT tidak hanya digunakan oleh penumpang dengan kondisi fisik prima.

"Perlu dong ada kursi, apalagi untuk penumpang prioritas, sangat diperlukan. Misalnya untuk lansia seperti ibu saya, orang hamil," ujar Silvi menunjuk ibunya, Erna (63) yang irit bicara.

Baca juga: PT KCI Sebut MRT Tak Membunuh KRL

Silvi dan Erna tengah bersandar di pagar kaca Stasiun MRT Lebak Bulus ketika diwawancarai Kompas.com.

Silvi berujar, ia sudah menunggu suaminya yang masih terjebak dalam antrean refund uang jaminan tiket sekali jalan MRT selama lebih dari lima menit. Maka, wajar bila keberadaan kursi untuk menunggu dibutuhkan.

"Masalahnya, mesin tiketnya belum aktif semua, banyak yang out of order. Jadi lama, ya, beli atau tukar tiketnya," ia menjelaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com