"Di oper-oper, kalau yang sehat enggak apa-apa, tetapi kalau yang disabilitas kan kasihan," kata Lina, Rabu (10/4/2019).
Harapan lain disampaikan oleh Aisyah (57). Ia berharap, presiden terpilih bisa memberikan perhatian dan bantuan terhadap warga yang tinggal di Kampung Apung.
"Ya syukur-syukur ada program bedah rumah, lihat ini rumah saya sudah tidak layak, apa lagi ini lantai papan kena air terus kan kita enggak tahu kapan akan amblas," ujar Aisyah.
Rumah Aisyah terbuat dari rangkaian balok kayu dan tripleks tua yang sudah mengelupas.
Bahkan, di samping jendela rumahnya, terlihat lubang berdiameter kurang lebih 20 sentimeter. Sementara itu, lantai rumah Aisyah terbuat dari susunan papan kayu.
Biasanya, warga yang punya uang akan mengganti kayu-kayu lantai rumah mereka rutin setiap tahunnya.
Namun, bagi Aisyah yang ibu rumah tangga dan suaminya bekerja sebagai satpam, mengganti lantai secara rutin itu tak mungkin.
"Terus kalau bisa dibikinin jalan baru kasihan anak-anak kalau mau ke sekolah harus muter ke jalan raya ngeri juga kalau keserempet," kata dia.
Baca juga: Melihat Semangat Anak-anak Muda di Kampung Apung...
Akses jalan kampung Apung terbilang cukup sempit.
Jalan kampung ini terbuat dari semen dengan lebar 1,5 meter tanpa pagar pembatas mengubungkan kampung yang dikelilingi air tersebut dengan Jalan Kapuk Raya.
Hanya ada dua jalan masuk dan keluar kampung tersebut.
Saat keluar gang pun warga akan berhadapan langsung dengan truk-truk besar yang melewati jalan tersebut karena tidak ada trotoar bagi pejalan kaki.
"Ya mudah-mudahan siapa pun presidennya, kampung ini bisa jadi lebih baiklah," ucap Aisyah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.