Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susah Masukkan Kartu ATM, Hati-hati Modus Ganjal Mesin ATM Pakai Tusuk Gigi

Kompas.com - 15/04/2019, 19:20 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi tangkap dua tersangka berinisial G dan AF atas kasus pencurian uang di mesin ATM dengan cara mengganjal menggunakan tusuk gigi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, penangkapan kedua tersangka berdasarkan laporan seorang warga berinisial HS yang mengaku kehilangan sejumlah uang di rekeningnya pada akhir Maret 2018.

Menurut HS, ia tidak melakukan transaksi apapun pada akhir Maret.

"Kita mendapatkan laporan dari nasabah yang rekeningnya berkurang padahal nasabah itu tidak melakukan transaksi. Setelah dilakukan penyelidikan, kita menangkap dua tersangka. Sementara, dua tersangka lainnya masih kita cari," kata Argo di Polda Metro Jaya, Senin (15/4/2019).

Baca juga: 91 Kali Bobol ATM, Ramyadjie Priambodo Dapat Rp 300 Juta

Argo menjelaskan, kedua tersangka biasa melakukan aksinya di mesin ATM yang sepi pengunjung pada malam hari. Keduanya berpura-pura antre di belakang korban yang telah diincarnya.

Sebelum korban datang, salah satu tersangka telah mengganjal tempat masuk kartu ATM menggunakan tusuk gigi. Hal tersebut akan membuat korban panik lantaran kartu ATM tidak dapat masuk ke dalam mesin ATM.

"Saat korban enggak bisa memasukkan kartu, salah satu tersangka akan mencoba membantu memasukkan kartu. Sementara tersangka lainnya akan berbincang dengan korban untuk membuat korban lengah. Saat korban lengah, tersangka akan menukar kartu ATM milik korban dengan kartu ATM miliknya," jelas Argo.

Baca juga: Pelaku Mengaku Belajar Ganjal ATM Pakai Tusuk Gigi dari YouTube


Setelah kartu ATM milik tersangka berhasil masuk, tersangka akan mengawasi korban saat menekan pin ATM.

Kemudian, tersangka langsung melakukan penarikan dan transfer sejumlah uang dari kartu ATM korban ke rekening penampungan yang telah disediakan.

"PIN itulah yang dihafal dan kartu ATM yang asli akan diserahkan ke tersangka lainnya yang berpura-pura antre di belakangnya," ujar Argo.

Kedua tersangka mengaku telah melakukan aksinya sebanyak empat kali di wilayah Jakarta. Mereka dapat memperoleh uang senilai Rp 15-20 juta dalam sekali transaksi.

Atas perbuatannya, kedua tersangka dijerat Pasal 363 KUHP dan atau Pasal 3 dan atau Pasal 5 Ayat 1 Jo Pasal 2 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Ancaman hukumannya adalah lebih dari lima tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com