Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mereka yang Urus Logistik Pemilu 2019 Siang Malam, Diupah Rp 900.000 Per Bulan

Kompas.com - 16/04/2019, 13:45 WIB
Walda Marison,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suasana sibuk terlihat di Gedung Olahraga (GOR) Pasar Minggu,Jakarta Selatan. Tumpukan kotak suara pun terlihat berbaris rapih di dalam GOR.

Terlihat beberapa orang lalulalang mengangkat kotak suara ke lantai bawah untuk dimasukkan ke dalam mobil truk. Kotak suara itu akan diantar ke tiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang ada di setiap Kelurahan di Kecamatan Pasar Minggu.

Salah seorang yang terlihat sibuk yakni ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) kecamatan Ragunan Choirul. Pria dengan dua anak dan satu cucu ini ternyata sudah seminggu lebih menginap di GOR Pasar Minggu ini.

"Sudah seminggu lebih, Mas. Dari logistik datang sampai ngurus semuanya ya di sini," katanya kepada Kompas.com, Selasa (16/4/2019).

Baca juga: Pengiriman Logistik Pemilu Kepulauan Seribu Sempat Terkendala Cuaca

Selama seminggu juga dia harus bermalam di GOR dengan peralatan seadanya. Tidur di lantai yang terbuat dari kayu, persis layaknya lantai lapangan futsal.

Keluarganya pun harus ditinggalkan demi pekerjaan yang sangat menyita waktu ini. Namun, Choirul tampak menikmati pekerjaannya. Apa yang dia lakukan saat ini merupakan bentuk pelayanan dia untuk masyarakat.

"Ya, ini kan pelayanan untuk masyarakat juga. Ini juga sebagai bentuk tanggung jawab moral buat saya karena saya enggak kepingin kelurahan tempat saya tinggal jelek, jadi saya bersedia ikut bantu bantu," ucapnya.

Tidak ada sama sekali dibenaknya untuk mencari uang dalam pekerjaan ini. Uang didapatkan sebagai ketua PPS sangat tidak sebanding dengan pekerjaan yang dia lakukan.

Lelah dan keringat karena bekerja di GOR selama seminggu untuk mengurus logistik kotak suara diupah Rp 900.000 per bulan.

Baca juga: Kawal Distribusi Logistik Pemilu, KPU Kota Kendari Siapkan Pawang Hujan

Pekerja menyegel kotak suara sebelum didistribusikan ke kelurahan di gudang logistik KPU, GOR Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (16/4/2019). KPU Jakarta Selatan mulai mendistribusikan kotak suara beserta logistik Pemilu serentak 2019 ke TPS yang tersebar di kelurahan di wilayah Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pekerja menyegel kotak suara sebelum didistribusikan ke kelurahan di gudang logistik KPU, GOR Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (16/4/2019). KPU Jakarta Selatan mulai mendistribusikan kotak suara beserta logistik Pemilu serentak 2019 ke TPS yang tersebar di kelurahan di wilayah Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
"Anggota saya dua orang dibayar delapan setengah, tambah saya. Jadi mau cari untung ya enggak ketemu," katanya sambil sedikit tertawa.

Untuk uang makan pun tidak disediakan pemerintah. Choirul dan dua anak buahnya harus bertahan hidup di GOR, membeli makan sendirian dengan upah upah tersebut.

Selain duka yang diceritakan selama menjadi PPS kelurahan, dia juga berbagi kisah "enak"nya jadi PPS.

Banyak ilmu dan pengalaman yang dia dapat selama bekerja di sini. Dia juga kerap berbagai ilmu kepada teman sejawat saat bekerja.

Baca juga: Jelang Pencoblosan, KPU Diminta Fokus soal Distribusi Logistik Pemilu

"Bisa saling berbagi ilmu administrasi di sini. Kan banyak juga kita belajar ilmu administrasi saat bekerja di sini. Dan minimal saya jadi kenal orang banyak. Punya banyak kenalan dari kelurahan kelurahan lain," tuturnya.

Choirul bercerita bahwa dia  mengidap penyakit jantung. Di usianya yang sudah menginjak 58 tahun ini, sangat berbahaya rasanya jika tidak pintar pintar menjaga kesehatan. Apalagi dengan pekerjaan yang dia geluti sekarang.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com