Evakuasi berlangsung dari pukul 11.15 WIB hingga 16.45 WIB.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Jakarta Hendra Sudirman menyebutkan, evakuasi korban terakhir dilakukan dengan cara membuka jalan dari rumah warga lain yang berdekatan.
"Evakuasi terakhir tidak dilakukan melalui rumah yang ambruk, karena kondisinya berbahaya. Jadi kami buka jalan, dari rumah lain, untuk masuk dalam rumah dan lakukan evakuasi," ucap Hendra.
Jenazah nenek memeluk cucunya
Evakuasi terakhir dilakukan tim Basarnas Jakarta pada seorang nenek yang dan cucunya yang terjebak dalam reruntuhan bangunan. Nahas, keduanya ditemukan tak bernyawa pada titik yang sama.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Jakarta Hendra Sudirman menyebutkan, saat ditemukan, jenazah nenek berusia 50 tahun merangkul cucunya yang berusia 2 tahun.
"Saat ditemukan jenazah nenek terlihat merangkul anak di sebelahnya. Jadi mereka ditemukan berdekatan," kata Hendra.
Pemilik rumah bukan warga Johar Baru
Kanit Reskrim Polsek Johar Baru Iptu M Rasid mengatakan, penyelidikan masih dilakukan untuk mengetahui penyebab runtuhnya bangunan.
Penyelidikan ini melibatkan Puslabfor Mabes Polri untuk mencari tahu kemungkinan-kemungkinan penyebab runtuhnya rumah tersebut.
Baca juga: Kalau Tak Ada SMS dari Istri, Saya Mungkin Jadi Korban Rumah Ambruk
Pihak kepolisian juga melalukan penyelidikan pada pemilik rumah. Rasid mengatakan, pemilik rumah bukan merupakan warga Johar Baru.
"Pemilik rumah masih dalam penyelidikan, karena dia bukan warga Johar Baru, tapi merupakan warga Tanah Abang," ujar Rasid.
Selamat karena baca SMS istri
Erwin (32), warga sekaligus saksi mata bisa saja menjadi korban runtuhnya bangunan tiga lantai itu jika tidak berhenti berjalan untuk mengecek pesan singkat (SMS) yang masuk ke handphone-nya.
Saat kejadian, Erwin yang bekerja sebagai penjual mi ayam keliling tersebut hanya berada 50 meter dari tempat kejadian.