Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air untuk Warga Jakarta Bocor Hampir Separuhnya, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 28/04/2019, 12:11 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai pemasok air di bagian barat Jakarta, PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) mengalami kebocoran setiap tahunnya. Tak tanggung-tanggung, air yang bocor mencapai 42,9 persen dari total produksi setiap tahunnya.

"Kita pernah berhasil menurunkan ke 37 persen kehilangan air," kata Presiden Direktur PT Palyja Robert Rerimassie dalam journalist workshop PT Palyja, Yogyakarta, Sabtu (27/4/2019).

Sebesar 73 persen dari kebocoran itu disebabkan masalah fisik. Dari 5.607 meter pipa yang dikelola Palyja, sebagian besar tidak diketahui kapan dipasangnya. Sisanya, ada yang sudah dipasang dari tahun 1900-an.

Baca juga: Palyja Belum Sepakat Hentikan Swastanisasi, Ini Langkah PAM Jaya

 

Pipa lawas yang masih berbahan besi berlapis galvanis itu lama-lama terkikis hingga bocor. Ini berbeda dengan pipa-pipa baru yang berbahan plastik sehingga lebih awet.

Presiden Direktur PT Palyja Robert Rerimassie dalam journalist workshop PT Palyja, Yogyakarta, Sabtu (27/4/2019).KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Presiden Direktur PT Palyja Robert Rerimassie dalam journalist workshop PT Palyja, Yogyakarta, Sabtu (27/4/2019).

Robert mengatakan, upaya yang dilakukan pihaknya untuk memperbaiki pipa-pipa ini tak bisa maksimal. Pasalnya, penggantian pipa membutuhkan dana yang tak sedikit.

"Untuk memperbaiki 1.200 kilometer sambungan pipa saja dibutuhkan Rp 2,2 triliun. Itu baru pipanya, belum ongkos pemasangannya," kata dia.

Baca juga: PAM Jaya: Karyawan Palyja dan Aetra Akan Dipertahankan

Di sisi lain, Palyja tak mempunyai dana yang dibutuhkan mengingat keuntungan selama 10 tahun terakhir dibekukan Pemprov DKI melalui badan usahanya PT PAM Jaya.

Perjanjian yang dibuat PAM Jaya dengan Palyja di tahun 1997, mensyaratkan PAM Jaya memberi jaminan keuntungan sebesar 22 persen. Total keuntungan yang masih menjadi utang sebesar Rp 6,7 triliun.

Tidak adanya keuntungan membuat Palyja hanya membiarkan pipa-pipa tua tetap beroperasi.

Baca juga: Penghentian Swastanisasi Air, PAM Jaya Akan Berdiskusi dengan Palyja dan Aetra

Apalagi, Palyja juga menanggung kerugian Rp 400 miliar per tahun akibat kebocoran. Imbasnya, kebocoran makin besar setiap tahunnya.

"Ini berakumulasi. Semakin bocor, tekanan air semakin rendah. Semakin rendah tekanan semakin sulit untuk mencari titik kebocoran." ujar Robert.

Dengan kondisi stagnan seperti ini, Robert tak muluk-muluk membuat target penurunan kebocoran. Di tahun 2019 ini, Robert hanya menargetkan kebocoran bisa berkurang 1 hingga dua persen.

Kompas TV Salah satu harapannya adalah Jakarta bisa menjadi wilayah yang ramah anak.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com