Alih alih meminta dukungan, Ratna malah mengaku berbohong menjadi korban penganiayaan. Wajah lebam yang dimilikinya saat itu bukan karena dianiaya, melainkan operasi sedot lemak di wajah.
Ratna pun meminta maaf karena telah membohongi Fahri. Fahri mengaku menerima permintaan maaf tersebut.
"Begitu beliau menyatakan minta maaf ya sudah selesai, sudah selesai berarti persoalannya. Saya menanggapi sudah selesai dan tidak ikuti lagi," katanya.
Baca juga: Kumpul dengan Aktivis, Fahri Hamzah Akui Kecam Penganiayaan Ratna Sarumpaet
Kesaksian lain datang dari saksi fakta Nur Cahaya Nainggolan. Staf Ratna Sarumpaet ini baru tau jika Ratna menjadi korban pemukulan ketika baru pulang dari Bandung.
Belakangan Ratna mengaku tidak dari Bandung melainkan habis jalani operasi sedot lemak wajah di Rumah Sakit Bina Estetika Menteng, Jakarta Pusat.
Saat itu Ratna yang baru datang di rumah dengan wajah dalam keadaan memar memberitahu jika dirinya habis dipukuli orang tidak dikenal di Bandung.
Namun Ratna meminta pegawainya, salah satunya Nur Cahaya untuk tidak menyebarluaskan berita tersebut.
“Saya tanya wajah kakak kenapa? Dijawab dipukul, tetapi sudah-sudah tak usah diperpanjang, tetapi saya pikir kalau dipukuli duh bahaya. Jadi saya coba ambil foto diam-diam tanpa sepengetahuan kakak, mana tahu ada orang ke sini saya (bisa) melapor ke polisi," katanya di muka sidang.
Baca juga: Staf Diam-diam Foto Wajah Lebam Ratna untuk Lapor Polisi
Nur sama sekali tidak memiliki firasat bahwa Ratna berbohong. Dia baru mengetahui semua kebohongan Ratna ketika aktivis HAM tersebut menggelar konferensi pers di rumahnya pada 3 Oktober 2019.
Dalam konferensi pers, Ratna mengaku bahwa wajah lebamnya bukan disebabkan penganiayaan, melainkan karena menjalani operasi sedot lemak.
"Setelah konpers, beliau tak mau keluar kamar, tetapi terus saya semangati. Walau kakak sudah bohong, tetapi sudah mengakuinya, enggak semua orang bisa seperti kakak. Kakak sudah nangis, jadi saya enggak tega lagi nanya-nanya," katanya.
Ratna mengaku depresi
Namun, jauh sebelum Ratna melakukan kebohonganya, Nur memang sudah melihat ada perbedaan dari diri Ratna. Nur mengatakan, Ratna kerap membeli obat antidepresan karena kerap merasa depresi.
"Saya tahu nota belanjanya, bon-bon beliau ada ke dokter-dokter, dia rutin membeli obat antidepresan atas resep dokter Pidi (dokter kejiwaan)," jelasnya.
Baca juga: Ratna Sarumpaet Mengaku Konsumsi Antidepresan Setelah Aksi 212 Tahun 2016
Menurut Nur, Ratna selalu terlihat stres karena memikirkan sesuatu. Emosinya pun labil dan sesekali berkata ingin bunuh diri. Kondisi itu sudah terjadi jauh sebelum Ratna melakukan oeprasi plastik.