Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Petugas PPSU Merawat Bunga Matahari di Lahan Kosong Pinggir KBT

Kompas.com - 17/05/2019, 16:26 WIB
Ardito Ramadhan,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nana Suryana, salah seorang petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Ujung Menteng, Jakarta Timur, terlihat sibuk menebar benih biji bunga matahari saat ditemui Kompas.com pada Jumat (17/5/2019) siang.

Nana merupakan satu dari sejumlah petugas PPSU yang ditugaskan merawat bunga-bunga matahari yang tumbuh di pinggir aliran Kanal Banjir Timur (KBT) di kawasan Ujung Menteng, Jakarta Timur.

"Ada delapan orang yang tugas, tetapi yang lain lagi banyak pekerjaan. Jadi sekarang saya sendiri," kata Nana memulai perbincangan.

Baca juga: Cantiknya Bunga Matahari di Pinggir Kanal Banjir Timur

Setiap harinya, ia selalu menyambangi lahan di seberang Rusun Rawa Bebek itu untuk merawat bunga matahari.

Petugas PPSU Kelurahan Ujung Menteng, Jakarta Timur, Nana Suryana, memeriksa bunga matahari yang ditanam di pinggir aliran KBT, Jumat (17/5/2019).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Petugas PPSU Kelurahan Ujung Menteng, Jakarta Timur, Nana Suryana, memeriksa bunga matahari yang ditanam di pinggir aliran KBT, Jumat (17/5/2019).
Tugasnya beragam, mulai menebar benih, mencabuti daun yang layu, sampai menanam bibit pohon.

Menurut Nana, bunga matahari tergolong mudah untuk tumbuh sehingga tidak butuh alat atau keahlian khusus.

Baca juga: Narmada Botanic Garden, Kebun Bunga Matahari Instagenic di Lombok

Namun, ia dan petugas lainnya harus cerdik mengatur waktu karena harus menunaikan kewajibannya di tempat lain.

"Ini sambilan aja, bukan tugas pokok kami. Paling datang pagi sama sore buat siram, kalau siang begini paling cuma sendiri kalau yang lain lagi masih pada tugas," ujarnya. 

Meski demikian, Nana mengaku tak terbebani dengan tugasnya merawat bunga matahari.

Baca juga: Raveena dan Bunga Matahari di Java Jazz Festival 2019

Nana Suryana, anggota PPSU Ujung Menteng menanam sayuran, buah dan bunga memanfaatkan lahan kosong di pinggir Banjir Kanal Timur, Kelurahan Ujung Menteng, Kecamatan Cakung, Jakarta Utara, Kamis (16/5/2019). Menurut Nana duld tempat ini dijadikan tempat pembuangan sampah liar oleh warga. Ia bersama anggota PPSU lainnya berinisiatif membuat penghijauan di kawasan ini.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Nana Suryana, anggota PPSU Ujung Menteng menanam sayuran, buah dan bunga memanfaatkan lahan kosong di pinggir Banjir Kanal Timur, Kelurahan Ujung Menteng, Kecamatan Cakung, Jakarta Utara, Kamis (16/5/2019). Menurut Nana duld tempat ini dijadikan tempat pembuangan sampah liar oleh warga. Ia bersama anggota PPSU lainnya berinisiatif membuat penghijauan di kawasan ini.
Menurut dia, merawat bunga matahari juga merupakan saluran melampiaskan kejenuhan.

"Senang saja bisa menanam karena di rumah enggak punya lahan. Jadi kami praktikkan di sini, kadang-kadang kita, kan, juga jenuh kalau tugas di zona (nyaman)," kata Nana.

Sudah setahun terakhir Nana dan rekan-rekannya merawat bunga matahari.

Sebelumnya, lahan yang kini menjadi taman bunga matahari itu adalah lahan terbengkalai yang penuh sampah dan semak belukar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com