JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap hari, Mario (49) memulung sampah di kawasan Sarinah Jakarta Pusat dan berhasil mengumpulkan sekarung besar sampah botol plastik pada tengah hari. Namun, pada Kamis (23/5/2019) ini, Mario tidak seberuntung biasa.
Kerusuhan 22 Mei yang terjadi hingga Kamis dini hari di depan Kantor Bawaslu RI itu membuat Mario tak berani mendekati kawasan Sarinah.
"Tembak-tembakan masih sampai pagi itu. Saya mana berani dekat-dekat, sampai kabur saya ke depan Kedutaan Amerika," ujar Mario.
"Hampir juga itu saya pas kabur kena peluru nyasar. Sampai ke kaki sini saya. Dia (polisi) kira saya rusuh juga padahal mulung, tetapi dihantam juga. Ya, saya mana berani," kata dia.
Padahal, sebelum kericuhan pecah, sampah kemasan makanan, termasuk botol-botol plastik incaran Mario, begitu banyak berserakan di mana-mana.
Baca juga: Panah yang Digunakan Perusuh 22 Mei Diduga Dicampur Zat Tertentu
Akibat kericuhan yang berlangsung hingga pagi, Mario bisa memulung agak siang, atau ketika suasana berangsur kondusif.
"Biasanya saya tuh sudah (memulung) dari subuh, paling telat dari pagi. Tapi, saya baru mulai keliling jam 10-an tadi," ucap Mario ketika ditemui Kompas.com sedang memanggul karung berisi botol-botol plastik di Jalan KH Wahid Hasyim.
Pemulung lain bernama Tohar (52) yang ditemui Kompas.com di Jalan KH Wahid Hasyim pun mengalami nasib serupa.
Tohar menyebut bahwa "barang buruan"-nya sudah diangkut oleh petugas kebersihan pada pagi hari.
"Buruan kita keburu habis, kebalap kita sama PPSU itu. Mereka kan banyak orangnya terus langsung ngangkut pakai truk banyak berjejer," ujar Tohar.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan