Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
Secara fisik, kumbang ini dapat diidentifikasi dari ukuran tubuhnya yang berkisar antara 7-8 milimeter dengan fariasi warna hitam dan oren atau kuning terang.
Terkait efek gigitan yang ditimbulkan sebagaimana tersebar di media sosial, Cahyo membenarkan bahwa kumbang jenis ini memiliki zat bernama pederin yang dapat menyebabkan kulit seperti terbakar dan melepuh.
"Ini merupakan hasil endosimbiosis antara racun pada tomcat dan bakteri," kata dia.
Baca juga: Viral Semut Charlie Berbahaya di Medsos, Hewan Apa Itu Sebenarnya?
Zat tersebut akan dikeluarkan si serangga ketika merasa terganggu atau terancam. Jika mengenai kulit, zat tersebut akan menyebabkan inflamasi atau peradangan.
Untuk itu, Cahyo mengimbau masyarakat untuk menghindari tomcat. Kemudian jika tomcat tersebut menempel pada kulit, jangan sekali pun memukulnya. Jika tidak, racun di dalam tubuhnya akan keluar.
"Sebab bila mereka ditekan atau digencet, racun akan keluar dari tubuh kumbang dan menyebabkan iritasi. Jika sudah terkena cairan dari tubuh tomcat, lebih baik disiram air mengalir untuk kondisi darurat," ujar Cahyo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.