Sejak korban tinggal serumah berdua dengan HS, warga mulai menyimpan kecurigaan.
"Kakek ini (HS) sebenarnya punya keluarga tapi untuk sementara tinggal sendiri," kata Imron.
Widiyanto juga menyimpan kecurigaan serupa.
"Ini kok mau (tinggal bersama HS)? Anaknya enggak pernah bergaul, di dalam terus juga. Ada temannya datang pun dibawa masuk," ujar Widiyanto.
Pada Desember 2018, niat bejat HS kesampaian. Saat itu, HS pura-pura minta dipijat EP yang tinggal serumah.
Baca juga: HS yang Cabuli Anak Asuhnya hingga Meninggal Dikenal Ngeyel dan Tak Bersosialisasi
"Modus yang dilakukan pelaku, korban disuruh memijit tubuh pelaku. Terjadilah sejak itu disetubuhi berulang kali sejak Desember 2018, kemudian seiring perjalanan waktu korban hamil," ujar Kasatreskrim Polres Metro Kota Bekasi, Kompol Imron Ermawan.
Seorang lansia (lanjut usia) berinisial HS (71) dicokok aparat Polsek Bekasi Timur di rumahnya di Perumnas Rawalumbu Jalan Blue Sarir, Bekasi, Rabu (3/7/2019) dinihari lalu. HS dituduh telah menghamili seorang gadis yang merupakan anak asuhnya.
Remaja berinisial EP yang masih berusia 15 tahun itu akhirnya meninggal setelah mengalami pendarahan hebat saat melahirnya bayinya. Bayi itu, yang lahir prematur pada usia kandungan tujuh bulan, telah lebih dulu meninggal.
Kasus itu kini ditangani Polres Metro Bekasi Kota.
Dalam pengakuannya kepada polisi, HS yang sehari-hari bekerja sebagai tukang las menyebutkan, dia tak pernah memaksakan hubungan tersebut secara eksplisit. Namun dia menciptakan kondisi dan memberikan sejumlah ancaman.
"Tidak ada (paksaan), tapi bujuk rayu dan kalau tidak (patuh) diancam diusir, tidak dikasih makan, dan lain-lain," kata Imron.
Dengan ancaman seperti itu, EP pun harus menurut. Hal ini pula yang dicurigai tetangga membuat EP tak bernah bersosialisasi ke luar rumah layaknya remaja lain.
Dalam perjalanan waktu, korban baru diketahui hamil ketika usia kandungan 4-5 bulan. Usia yang masih belia membuat tubuh korban kemungkinan belum siap menghadapi kehamilan. Remaja pun melahirkan secara prematur ketika kandungannya berusia 7 bulan.
"Tanggal 30 Juni, korban masuk rumah sakit dalam keadaan hamil. Akhirnya korban melahirkan seorang bayi tanggal 30 Juni. Karena prematur, bayi meninggal," kata Imron.
Imron membeberkan, HS dihantui rasa takut lantaran peristiwa itu. Dia lalu membawa pulang bayi tersebut secara diam-diam, masih pada tanggal 30 Juni itu.