Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bang Jack Membuat Akun YouTube Jacklyn Choppers, Dokumentasi Pekerjaan hingga Klarifikasi Hoaks

Kompas.com - 07/07/2019, 19:46 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Khairina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahukah kalian siapa pemilik akun YouTube Jacklyn Choppers yang selalu mengunggah video proses penangkapan tersangka tindak pidana?

Video viral yang diunggah akun tersebut adalah penangkapan pria yang mengancam memenggal kepala Presiden Joko Widodo dengan inisial HS.

Bahkan, hingga Minggu (7/7/2019), tercatat 226.000 akun telah menjadi pengikut akun Youtube Jacklyn dan video-videonya telah ditonton sebanyak 44 juta kali.

Baca juga: Kisah Bang Jack, Polisi yang Pernah Dikira Penjahat hingga Tertembak 11 Peluru

Pemilik akun tersebut adalah Aiptu Jakaria atau akrab disapa Bang Jack, anggota Subdit Jatanras, Ditreskrimm Polda Metro Jaya.

Bang Jack dikenal dengan rambut gondrong pirangnya dan penampilannya yang nyentrik. Ia selalu memakai baju warna hitam dengan mengenakan topi atau kacamata hitam.

Sebagian orang mungkin tak percaya jika Bang Jack adalah seorang anggota polisi.

Ditemui Kompas.com di ruangannya di gedung Jatanras, Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Sabtu (6/7/2019), Bang Jack berbagi cerita tentang awal mula ia membuat akun Youtube.

Bang Jack menjelaskan, akun YouTube itu dibuat pada tahun 2014 untuk mendokumentasikan kegiatannya sebagai anggota polisi. Ia menilai video-video tersebut tidak akan hilang serta bisa ditonton kapanpun dan dimanapun.

"Gue memakai media YouTube untuk mendokumentasikan pekerjaan, istilahnya enggak mungkin juga kan gue taruh (video) di hard disk karena itu rawan hilang. Kalau diunggah ke YouTube kan selama ada jaringan internet, gue bisa akses," kata Bang Jack.

Baca juga: Polisi Pastikan Jasad yang Ditemukan di Gunung Piramid adalah Thoriq Rizky

Seiring berjalannya waktu, Bang Jack sadar bahwa video yang ia unggah bukan lagi menjadi konsumsi dan dokumentasi pribadinya.

Video tersebut telah menjadi menjadi konsumsi publik. Oleh karena itu, ia berpikir jika video itu dapat digunakan sebagai sarana edukasi pada masyarakat terkait proses penangkapan tersangka tindak pidana.

Ia ingin masyarakat mengetahui bahwa tak ada naskah yang disiapkan dalam proses penangkapan para tersangka. Ia ingin mengklarifasi hoaks yang beredar terkait proses penangkapan tersangka tindak pidana oleh aparat kepolisian.

"Lama-lama gue sadar kalau video itu bisa memberikan edukasi kepada masyarakat. Ini loh cara kerja polisi, enggak di-setting seperti pemain sinetron. Ini real dan nyata, kejadian di lapangan seperti apa," lanjut Bang Jack.

Tak jarang, Bang Jack menerima pujian bahkan cacian dari warganet atas video-video yang ia unggah ke akun Youtube pribadinya.

Salah satu video yang menuai cacian dari warganet adalah penangkapan salah satu tersangka kerusuhan 21-22 Mei bernama Andri Bibir di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com