Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Diminta Segera Terapkan Sistem Jalan Berbayar Dibanding Ganjil Genap 15 Jam

Kompas.com - 13/07/2019, 15:49 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, menilai, dibandingkan menerapkan kembali ganjil genap selama 15 jam seperti saat Asian Games 2018, ia mendorong Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera memberlakukan sistem jalan berbayar elektronik atau electronic road pricing (ERP).

"Itu kan bukan satu-satunya cara. Misalkan bagaimana Pemprov segera memberlakukan ERP, ini saya kira langkah positif ketika ini bisa dilakukan," ucap Gembong saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (13/7/2019).

Baca juga: Dishub DKI Kaji Usulan BPTJ Terkait Penerapan Ganjil Genap Seperti Saat Asian Games

Ia menyebut, ERP menjadi pilihan yang lebih baik karena masyarakat bisa tetap menggunakan kendaraan, tetapi akan berpikir dua kali karena harus membayar.

Harapannya, warga beralih menggunakan transportasi umum.

"Ketika kita memberikan pembatasan kepada warga tentu harus memberikan pilihan kepada warga juga, opsi gitu. Saya kira ERP sudah menjadi keharusan bagi Pemprov untuk memberlakukan itu," kata dia.

Baca juga: Usulan Penerapan Ganjil Genap seperti Asian Games 2018 Selama 15 Jam, Mungkinkah?

Untuk itu, Wakil Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta ini meminta Pemprov DKI segera menambah transportasi umum.

"Yang jadi persoalan adalah transportasi pengumpan (feeder) itu diperbaiki. Saya kira kalau sudah berjalan, transportasi Jakarta makin bisa dikendalikan dan kita berikan pilihan yang baik kepada warga," ucapnya.

Hingga saat ini, perkembangan ERP masih dalam pengurusan tender.

Sementara BPTJ mengusulkan Gubernur DKI Anies Baswedan untuk menerapkan kembali kebijakan ganjil-genap seperti yang berlaku saat Asian Games 2018 di Jakarta.

Usul ini disampaikan melalui surat bernomor TJ.102/1/2/BPTJ-2019 yang ditandatangani Kepala BPTJ Bambang Prihartono pada Senin (8/7/2019).

BPTJ meminta agar ganjil-genap seperti saat Asian Games 2018 perlu diterapkan kembali karena adanya penurunan kinerja lalu lintas.

"Hasilnya adalah kinerja lalin kita sedang menurun. Contohnya sekarang tiap pagi kemacetan di tol Cawang menuju Semanggi itu ekornya sudah sampai Cibubur. Kemudian contra flow sampai jam 9 sudah diperpanjang sampai jam 10. Memang kemacetan sudah parah. Kita sudah harus antisipasi," ucap Bambang saat dihubungi, Rabu (10/7/2019) malam.

Baca juga: Hoaks, Pesan Berantai Penerapan Ganjil Genap untuk Motor di DKI

Ganjil genap yang dimaksud ialah pukul 06.00-21.00 WIB atau selama 15 jam yang berlaku dari Senin sampai Jumat kecuali hari libur.

Sementara saat ini ganjil genap berlaku pada 06.00-10.00 dan pukul 16.00-20.00 di Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan MH Thamrin, Jalan Gatot Subroto, Sudirman, sebagian Jalan Jenderal S Parman dari ujung simpang Jalan Tomang Raya sampai Simpang KS Tubun.

Selanjutnya, Jalan MT Haryono, Jalan HR Rasuna Said, Jalan DI Panjaitan, dan Jalan Ahmad Yani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com