Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Jadi Salah Satu Rujukan Pemprov DKI Pakai Lidah Mertua

Kompas.com - 23/07/2019, 11:52 WIB
Nursita Sari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan, pihaknya membaca sejumlah literatur yang menyebut tanaman lidah mertua atau sansevieria efektif menyerap 107 jenis polutan.

Oleh karena itu, Dinas KPKP DKI Jakarta akan membagikan tanaman tersebut secara gratis untuk mengurangi polusi udara Jakarta.

"Pada tahun 2013, kawan-kawan yang dari Semarang, saya membaca hasil kajiannya mereka, memang signifikan untuk tanaman lidah mertua, pucuk merah, itu menangkal polutan-polutan bebas," ujar Suharini saat dihubungi Kompas.com, Selasa (23/7/2019).

"Tanaman yang menurut penelitian efektif untuk menyerapkan zat-zat polutan itu adalah lidah mertua, pucuk merah. Kami membaca banyak buku, banyak literatur," tambah dia.

Kompas.com kemudian mencari jurnal ilmiah dari Semarang mengenai lidah mertua yang dibuat pada tahun 2013 itu. Terdapat jurnal ilmiah mahasiswa berjudul "Pemanfaatan Sansevieria Tanaman Hias Penyerap Polutan sebagai Upaya Mengurangi Pencemaran Udara di Kota Semarang".

Jurnal itu disusun oleh mahasiswa dan staf pengajar Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Jurnal itu terbit pada April 2013.

"Itu jurnal ilmiah tahun 2013, bahwa ternyata sansevieria itu bisa menyerap 107 unsur polutan," kata Suharini.

Kompas.com kemudian menunjukan jurnal ilmiah mahasiswa itu kepada Suharini melalui pesan Whatsapp. Suharini membenarkan bahwa itu salah satu jurnal yang dimaksud.

Baca juga: Anies: Tanaman Lidah Mertua Bukan Satu-satunya Solusi Atasi Polusi Udara

Namun, pihaknya mengaku membaca banyak jurnal lainnya. Menurut Suharini, Dinas KPKP tidak melakukan penelitian sendiri untuk melihat efektivitas tanaman lidah mertua dalam mengurangi polusi.

Dia belum bisa memastikan apakah tanaman lidah mertua juga efektif mengurangi polusi udara di luar ruangan.

"Tentang di luar ruangan atau di dalam ruangan, saya sendiri secara pribadi membaca dari hasil penelitian kan. Saya sendiri juga tidak melakukan penelitian seperti itu," ucapnya.

Manfaat lidah mertua

Merujuk pemberitaan Kompas.com dalam artikel berjudul Ragam Manfaat Si Lidah Mertua, yang tayang (22/4/2009), peneliti senior dan tenaga ahli Lembaga Pertaganan Nasional (Lemhanas) Delima Hasri Azahari Darmawan mengungkap, tanaman lidah mertua sangat resistan atau mampu mengurangi dan menyerap polutan di dalam ruangan.

Sementara itu, National Aeronautics and Space Administration (NASA) Amerika Serikat pernah merilis artikel pada 1989 yang mengungkap lidah mertua mampu menyerap lebih dari 107 unsur polutan berbahaya yang ada di udara dalam ruangan.

NASA juga memanfaatkan lidah mertua menjadi obyek penelitian NASA untuk penyaring dan pembersih udara di stasiun angkasa luar.

NASA merekomendasikan untuk menempatkan lidah mertua sekitar 15-18 tanaman dalam wadah berdiameter 6-8 inci di setiap 1.800 kaki persegi ruangan atau rumah.

Namun, ada hal yang perlu diperhatikan dari rekomendasi NASA ini.

Baca juga: Pemprov DKI Akan Bagikan Tanaman Lidah Mertua untuk Tekan Polusi Udara

Benar bahwa peneliti NASA mempelajari efek tanaman hias pada kualitas udara.

Namun, NASA tidak pernah mengatakan tanaman ini adalah pilihan terbaik untuk menyaring udara.

Selain itu, riset NASA ini optimal menyerap polutan di kondisi dalam ruangan. Bukan ruang terbuka.

Para ilmuwan NASA menemukan bahwa tanaman hias dapat menyerap gas yang berpotensi berbahaya dan membersihkan udara di dalam bangunan.

Dengan kata lain, tanaman lidah mertua yang diletakkan di dalam ruangan secara alami membantu memerangi sick building syndrome.

Selain di dalam ruangan, NASA juga memanfaatkan lidah mertua menjadi obyek penelitian NASA untuk penyaring dan pembersih udara di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com