Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Gunakan Fitur Tak Pakai Alat Makan Plastik di Aplikasi Go-Jek

Kompas.com - 25/07/2019, 21:05 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Layanan pesan-antar makanan milik Go-Jek, yaitu Go-Food, menyediakan fitur yang memungkinkan konsumen tidak menggunakan alat makan berbahan plastik sekali pakai saat memesan lewat aplikasi tersebut.

Chief Food Officer Go-Jek Group Catherine Hindra Sutjahyo mengatakan, fitur itu sudah tersedia dalam aplikasi Go-Jek versi terbaru.

"Buka aplikasi Go-Jek dengan versi terbaru dan pilih layanan Go-Food," ujar Chaterine, Kamis (25/7/2019).

Untuk menggunakan fitur tersebut, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memperbarui aplikasi Go-Jek ke versi terbaru. Setelah itu, buka aplikasi Go-Jek versi terbaru dan klik ikon Go-Food.

Setelah mengeklik ikon Go-Food, akan terlihat beberapa banner. Salah satunya banner bertuliskan "Go Greener dengan kurangi penggunaan alat makan plastik".

Klik banner Go-Greener tersebut. Aplikasi itu kemudian menampilkan daftar outlet yang menyediakan opsi alat makan plastik sekali pakai secara terpisah.

Baca juga: Go-Jek Sediakan Fitur agar Konsumen Tak Gunakan Plastik Sekali Pakai

Daftar outlet yang muncul diurutkan berdasarkan jarak terdekat dengan lokasi pengguna.

Langkah berikutnya, pilih salah satu outlet makanan. Selanjutnya, klik ikon menu. Aplikasi akan menampilkan daftar menu, termasuk pilihan "peralatan makan". Kemudian, klik tulisan "peralatan makan" tersebut.

Aplikasi akan menampilkan gambar peralatan makan dan tulisan "set alat makan" atau "alat makan plastik".

Di bawah tulisan itu terdapat tulisan "Sebagai usaha mengurangi sampah plastik, upayakan tidak memesan alat makan jika tidak dibutuhkan".

Di bawah kalimat itu tercantum harga peralatan makan tersebut.

Konsumen tidak perlu mengklik ikon "add" atau "tambah" jika tidak ingin membeli peralatan makan berbahan plastik itu.

"Kini, konsumen bisa memilih untuk tidak memesan alat makan plastik sekali pakai untuk mengurangi sampah," kata Chaterine.

Menurut Chaterine, fitur itu sudah tersedia di lebih dari 750 outlet di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Bali.

Baca juga: Pemprov DKI Minta Go-Jek Sediakan Fitur untuk Kurangi Sampah Plastik

Fitur pilihan untuk tidak membeli alat makan sekali pakai ini bertujuan untuk mendukung upaya pemerintah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminta Go-Jek menyediakan fitur dalam aplikasi layanan antar makanannya untuk mengurangi sampah plastik.

Kepala Seksi Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Rahmawati mengatakan, cara yang bisa dilakukan Go-Jek yakni menyediakan opsi penggunaan sedotan dan sendok.

"Kami meminta mereka untuk menyediakan button. Di aplikasinya misalnya dia sediakan opsi enggak pakai sedotan, sendok plastik," ujar Rahma.

Dengan adanya fitur itu, Pemprov DKI Jakarta berharap perilaku konsumen berubah. Konsumen tidak lagi menggunakan bahan-bahan plastik sehingga sampah plastik bisa berkurang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemda DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemda DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com