Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budiyono, Kisah Pemulung yang Bertahan Hidup di Kolong Jembatan Jakarta

Kompas.com - 26/07/2019, 06:06 WIB
Verryana Novita Ningrum,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berpuluh-puluh tahun hidup di Jakarta menjadi pemulung, tentu tidak mudah bagi Budiyono.

Sejak muda dia terpaksa merantau ke Jakarta berharap mendapat hidup lebih baik. Sekitar tahun 1990-an, dia datang seorang diri.

Dengan bermodalkan ijazah SD, dia nekat bertahan hidup sendiri di Jakarta. Hingga kini, dia juga harus membiayai istri dan anaknya yang masih SMP di kampungnya.

Di kolong flyover Slipi, Jakarta Barat kini dia tinggal. Saat ditemui Kompas.com, Budiyono sedang beristirahat.

"Siang ini masih sepi, saya istirahat dulu (dari memulung)," katanya pada Kamis (25/07/2019).

Baca juga: 6 Fakta Mantan Pemulung Sukses Bisnis Porang, Omzet Miliaran Rupiah hingga Cita-cita Umrah Satu Desa

Sambil istirahat, dia bercerita tentang kesehariannya. Dia mengatakan, dalam sehari jika beruntung dia bisa mendapatkan Rp 100.000. Tapi, jika tidak dia hanya mendapatkan Rp 50.000.

Uang itu harus cukup untuk kehidupannya di Jakarta dan untuk mengirim ke keluarganya di kampung setiap bulan.

"Kadang kalau lagi sepi, dan anak lagi butuh uang, saya mengalah untuk enggak makan, atau makan sekali saja yang penting perut terisi," kata pria 44 tahun itu.

Apalagi, menurut dia, kebutuhan hidup di Jakarta semakin meningkat. Namun, pendapatannya tidak juga meningkat.

Baca juga: Pemulung Pencari Besi di Lokasi Likuefaksi Petobo Temukan Jasad Manusia

Budiyono mengatakan keluarga di kampung tahu pekerjaan dan tempat tinggalnya seperti apa di Jakarta. Namun, kembali ke kampungnya bukan pilihan yang tepat baginya.

"Di kampung mau kerja apa. Lagipula saya sudah biasa kerja di sini. Keluarga saya juga nggak apa begini," katanya.

Yang jelas, Budiyono akan berjuang agar anaknya tetap sekolah. Sebab, orangtua mana yang tidak ingin anaknya sukses, termasuk Budiyono.

"Saya enggak mau anak saya tinggal di jalan begini, saya mau anak saya lebih sukses dari saya. Sekolah yang tinggi, saya akan usahakan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com