Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Bahagia Penuh Sampah, Dua SKPD Kabupaten Bekasi Saling Lempar Tanggung Jawab

Kompas.com - 29/07/2019, 15:17 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintah Kabupaten Bekasi saling melempar tanggung jawab atas masalah sampah yang memenuhi Kali Busa di Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.

Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Bekasi menganggap persoalan itu menjadi ranah kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Kita bicara masalah tupoksi dulu ya. Intinya, tupoksi untuk menangani sampah di sungai ada di Dinas PUPR. Saya menunggu koordinasi permintaan dari PUPR untuk masalah pengangkutan (sampah)," ujar Kabid Kebersihan Dinas LH Kabupaten Bekasi Dodi Agus Supriyanto, saat dihubungi, Senin (29/7/2019) siang.

Dodi menyatakan, jajarannya siap menguras sampah di Kali Busa. Asalkan SKPD terkait sudah berkoordinasi mengenai itu.

Baca juga: 200 Bangunan Liar Sulitkan Upaya Bersihkan Kali Bahagia di Bekasi

Menurut Dodi, Dinas Lingkungan Hidup tinggal melakukan pengangkutan setelah koordinasi selesai dilakukan.

"Kami siap sepanjang diminta. Kan camat belum kirim surat, desa belum kirim surat, PUPR belum kirim surat. Maksud saya, cobalah aparat setempat berkoordinasi, lalu camat manggil kami, mengundang," jelas Dodi.

Ia kemudian menekankan bahwa inisiasi pembersihan Kali Busa sebaiknya dimulai oleh Dinas PUPR.

"Nama kegiatan (di Dinas PUPR) itu normalisasi kali. Kalau dilihat, di sana harusnya diurus oleh bidang Sumber Daya Air, kepala bidangnya Pak Chaidir," kata Dodi.

Dilempar kembali...

Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air Dinas PUPR Kabupaten Bekasi, Nur Chaidir justru mengembalikan persoalan itu kepada Dinas Lingkungan Hidup.

"Masalah sampah kan (tupoksinya) ada di Dinas Lingkungan Hidup," ujar Chaidir via telepon kepada Kompas.com, Senin.

Chaidir menyebut, jajarannya hanya berperan soal normalisasi aliran kali. Menurutnya, hal itu sama sekali tak berkaitan dengan tutupan sampah yang mengambang di permukaan kali.

"Kita bukan normalisasi sampah. Kaitannya dengan tanggul, gulma. Sifatnya bukan untuk mengangkat sampah," dia menjelaskan.

Bukan masalah sederhana

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi sejak Senin siang, Kali Busa sudah tak tampak aliran kalinya. Menurut warga setempat, aliran kali ini juga mendangkal akibat sedimentasi lumpur.

Sampah yang memenuhi Kali Busa ini bukan urusan sederhana. Sejumlah tumbuhan juga tampak tumbuh liar di tepinya. Tak ada tanggul maupun turap di aliran Kali Busa.

Sedangkan di bantaran kali, terdapat 204 bangunan liar, menurut catatan Sekretaris Kelurahan Bahagia, Mawardi.

Dikonfirmasi mengenai langkah pengerukan atau normalisasi Kali Bekasi, Nur Chaidir mengklaim pihaknya tak tinggal diam.

Baca juga: Sampah di Kali Bahagia Sebabkan Banjir dan Penyakit bagi Warga Sekitar

"Kita sudah ada beberapa upaya, sih," kata Chaidir tanpa merinci upaya tersebut.

Padahal, di atas kertas, pengerukan Kali Busa mustahil dilakukan karena tertutupnya akses alat berat menuju kali oleh rapatnya bangunan liar.

Saat ini, kali yang terletak di perbatasan Kecamatan Bahagia, Kabupaten Bekasi dengan Kecamatan Kaliabang Tengah, Kota Bekasi ini tertutup sampah dari berbagai jenis anorganik rumah tangga, mulai dari styrofoam, kantong dan botol plastik.

Aroma tak sedap menyeruak dari kali. Belum diketahui pasti sumber tutupan sampah yang semakin parah sejak awal tahun 2019 itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com