Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Seorang Ibu Buang Anak Kandung di Pejagalan, Jakarta Utara

Kompas.com - 31/07/2019, 08:59 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Senin (29/7/2019) lalu, seorang ibu tega membuang anak kandungnya di Jalan Y Teluk Gong, Pejagalan, Penjaringan Jakarta Utara.

Hal itu diketahui setelah seorang warga yang melintas melihat bayi berusia tujuh bulan tergeletak di pinggir jalan.

Warga kemudian melaporkan hal tersebut ke Puskesmas terdekat. Bayi itu lalu diantarkan ke Puskesmas Kecamatan Penjaringan. Pihak puskesmas kemudian melaporkan hal itu  ke Polsek Penjaringan.

Baca juga: Ibu yang Buang Bayi di Pejagalan Diduga Frustasi Anaknya Susah Buang Air

Berikut adalah sejumlah fakta terkait penemuan bayi tersebut:

1. Terekam CCTV

Orang yang membuang bayi itu diketahui sebagai NR (35). Aksi NR (35), yang merupakan ibu kandung bayi tersebut, terekam CCTV rumah warga setempat.

Dalam video CCTV yang diterima Kompas.com, terlihat NR dengan ciri-ciri berambut pendek dengan bando berwarna merah, baju biru langit serta celana pink menggendong bayi laki-laki  di sekitar lokasi.

Awalnya dia tampak melihat-lihat lokasi. NR kemudian, tiba-tiba balik badan dan melepaskan kain penggendong bayi tersebut.

Bayi berbaju kuning itu digeletakkannya di depan rumah bernomor 53. Setelah meletakan bayi itu, dia lalu berlari meninggalkan lokasi.

2. Bentol-bentol saat ditemukan

Kepala Sub Tata Usaha Puskesmas Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Sidartawan mengatakan, bayi laki-laki tersebut memiliki bentol-bentol di kulit saat pertama kali ditemukan.

"Karena diletakkannya itu di tanah, di jalan, ya kemungkinan ada (digigit) semut," kata Sidartawan.

Namun setelah diperiksa dokter, kondisi kesehatan bayi itu cukup baik sehingga tidak perlu ada penanganan khusus.

3. Punya gangguan susah buang air kecil

Darsiawan (46), ayah si bayi mengatakan, anaknya itu mengalami kesulitan buang air kecil. Sekali buang air kecil, bisa memakan waktu hingga tiga jam.

"Dia kalau mau kencing, itu guling-guling karena mau keluar itu sakit," kata Darsiawan.

Namun, hal itu baru dirasakan sang anak beberapa minggu belakangan.

4. Ibunya sakit kepala dengar si anak menangis

Darsiawan mengatakan, istrinya kerap kali mengalami sakit kepala hebat ketika mendengar tangisan anaknya yang kesakitan.

"Istri punya sakit kepala, jadi dia kalau anak sakit kan nagis terus, pusing gitu," ujar Darsiawan.

Baca juga: Penjelasan Masalah Kesehatan Bayi yang Dibuang Ibu Kandung di Pejagalan

Karena keterbatasan biaya, istrinya tidak pernah berobat setiap kali merasa sakit kepala. Ia hanya mengonsumsi obat-obatan yang dijual di warung-warrung sekitar rumahnya.

5. Anak perenah berobat

Darsiawan mengatakan, ia telah membawa anaknya ke klinik yang ada di Jalan Kapuk Muara Raya, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu lalu. Dokter memberikan dua pilihan kepada sang ayah yakni menyunat anaknya ke rumah sakit atau membuka kulit kelamin si anak.

Dia memilih pilihan kedua karena biaya yang dikeluarkan lebih murah.

"Itu aja biayanya Rp 250.000. Saya punya duit Rp 150.000. Ada orang lagi berobat dibantu," ucapnya.

Dokter memperingatkan, sang anak akan sedikit rewel setelah pengobatan sampai luka akibat pengobatannya sembuh. Dokter juga mengatakan, si anak harus melakukan kontrol ke klinik beberapa kali agar tak terjadi infeksi pada luka tersebut.

6. Bukan penyakit

Dokter Jefri, dokter dari klinik yang disebut Darsiawan mengatakan, apa yang dialami si bayi bukan sebuah penyakit.

"Sebenarnya nggak ada penyakit. Murni lubang kelaminnya sempit, sama perawatan kurang jadi kotor," kata Dokter Jefri.

Ia menjelaskan bahwa masalah yang dialami bayi itu adalah kulit kemaluannya menutupi saluran kencingnya. Hal itu menyebabkan bayi tersebut kesulitan buang air kecil dan menimbulkan cairan bernama smegma di penis si bayi.

Cairan tersebut membuat kulit kemaluan si bayi lengket dan menutupi lubang kemaluannya. Hal itulah yang membuat bayi tersebut kesakitan tiap kali buang air kecil.

Jefri telah memberi pertolongan ke bayi itu saat Darsiawan mendatangi kliniknya, Sabtu lalu.

"Saya kerjain dan dibuka. Sekarang kondisinya sudah normal lagi kok, bisa kencing lancar," ucap Jefri.

Ia menjamin bahwa tindakan medis yang ia lakukan aman tanpa ada efek samping di kemudian hari. Namun ia mengatakan bayi tersebut harus melakukan kontrol beberapa kali untuk memastikan tidak terjadi infeksi pada bekas luka hasil tindakan medis tersebut.

7. Dibawa bibi keliling kampung cari sang ibu

Selasa kemarin, bibi bayi itu, yang kini merawatnya, membawa bayi tersebut keliling kampung untuk mencari keberadaan sang ibu.

Dengan naik eretan, ia melintasi Kali Angke menuju kawasan Teluk Gong untuk menelusuri tempat-tempat yang biasa dikunjungi ibunya.

"Nyari ke Kavling, tadi  muter-muter aja (mencari ibunya)," kata Ita Juriah (40), sang bibi.

Ita, yang merupakan kakak dari pelaku berinisial NR (35), mengatakan mereka sudah mencari keberadaan ibu bayi itu dari pagi.

Baca juga: Kata Ayah Bayi yang Dibuang di Pejagalan, Istrinya Sakit Kepala Tiap Dengar Anak Menangis

Ia terpaksa membawa bayi tersebut karena sang ayah pergi bekerja ke kebun.

Kanit Reskrim Polsek Penjaringan, Kompol Mustakim mengatakan, pihaknya masih belum menemukan keberadaan NR.

"Belum (tertangkap), ibunya masih belum pulang sampai sekarang, anggota juga lagi mencari," ujarnya.

Mustakim mengatakan, pihaknya telah memeriksa CCTV, saksi, beserta surat-surat identitas NR dan korban untuk mencari keberadaan NR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com