Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mbah Rebo, dari Pengawal Bu Tien hingga Pawang Hujan TMII sampai Papua

Kompas.com - 10/08/2019, 11:10 WIB
Sabrina Asril

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Berkat keahliannya, Mbah Rebo (54) mampu mengamankan cuaca agar sebuah acara bisa berlangsung baik.

Percaya atau tidak, pria dengan nama asli Teguh Sri Suseno itu bisa mengubah cuaca mendung yang bakal berubah hujan, menjadi terbendung.

Tak sedikit masyarakat yang percaya dengan keahliannya mengatur cuaca agar bersahabat dengan pihak penyelenggara.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang sapu di sekitar Monumen Persahabatan Negara Non Blok, TMII itu, menceritakan kisahnya.

Awalnya, Mbah Rebo hanya Satpam di TMII sejak tahun 1975.

Baca juga: Kisah Relawan Penyapu Ranjau Paku, Terkumpul 3,5 Ton hingga Diancam Dibunuh

"Saya pengawal Bu Tien juga kalau beliau ada urusan di TMII. Jadi hanya ketika Bu Tien masuk ke TMII saya yang kawal," ungkap Mbah Rebo kepada TribunJakarta.com pada Kamis (8/8/2019)

Berjalannya waktu, muncul keinginan dalam dirinya untuk menjadi pawang hujan.

Saat mencoba pertama kali di tahun 1992, ia tidak yakin bisa menjadi pengendali hujan.

"Keinginan saya sendiri. Salah satunya saya sering puasa dan meditasi. Malah bisa. Enggak turun hujan pas saya praktikkan," kata Mbah Rebo menceritakan pengalamannya.

Baca juga: Seabrek Tugas Pemadam Kebakaran: Padamkan Api, Tangkap Biawak hingga Lepas Cincin Kawin

Pamor Mbah Rebo sebagai pawang hujan kian menanjak dan dikenal banyak orang pada 2006.

Kala itu, ia menahan turun hujan di acara pernikahan anak teman kerjanya di TMII.

"Dulu namanya Pak Tawal, punya hajat nikahan. Dia memercayai saya untuk menangkal hujan. Padahal banyak pawang yang sudah terkenal," kenangnya.

Semenjak sukses melaksanakan tugasnya di acara pernikahan itu, tawaran demi tawaran datang kepadanya.

"Di tahun itu saya mulai menjadi pawang hujan secara profesional," katanya.

Tawaran Menangkal Hujan di Papua

Kemampuannya dalam menahan hujan kian santer terdengar khalayak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com