Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekasi Terdampak Pencemaran Kali Cileungsi, Wali Kota Minta Ridwan Kamil Turun Tangan

Kompas.com - 19/08/2019, 11:07 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mendesak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil agar segera menuntaskan masalah pencemaran aliran Kali Cileungsi dengan mempertemukan jajarannya dengan Pemerintah Kabupaten Bogor.

Pasalnya, Kali Bekasi merupakan perpanjangan aliran Kali Cileungsi di Kabupaten Bogor dan turut terdampak pencemaran tersebut.

"Di hulunya kami enggak punya kewenangan. Kecuali, kita diasistensikan oleh Pak Gubernur. Nah ini lah harusnya penting Pak Gubernur manggil Bekasi dan Bogor untuk membahas apa yang harus dilakukan," terang pria yang akrab disapa Pepen itu usai apel pagi di kompleks Kantor Pemerintah Kota Bekasi, Senin (19/8/2019).

"Apalagi PDAM kita kan sumber air bakunya bukan hanya dari Jatiluhur, tapi juga dari Kali Bekasi. Inilah harusnya penting Pak Gubernur panggil Bekasi dan Bogor. Kita sedang susun surat ke gubernur untuk fasilitasi," imbuhnya.

Pepen mengklaim, usaha menghentikan pencemaran Kali Bekasi sudah dilakukan sejak dulu. Pabrik nakal yang membuang limbahnya ke Kali Bekasi, ucap Pepen, sudah ditindak.

Masalahnya, pabrik-pabrik nakal ini justru banyak berdiri di bantaran Kali Cileungsi di Kabupaten Bogor.

Jumlahnya lebih dari 50 pabrik, menurut data yang disampaikan oleh Puarman, Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas pada 14 Agustus 2019 lalu.

Baca juga: Wali Kota Bekasi Yakin Mayoritas Warganya Setuju Gabung DKI

"Kalau di Kali Bekasi kita tunjukkan, sudah kita tutup satu perusahaannya. Ada beberapa (pabrik nakal di Kali Bekasi), tapi tidak signifikan, yang signifikan kan dari sana (Kabupaten Bogor), yang hitam itu kan di perbatasan ke atas," Pepen menjelaskan.

"Di kita ada, tapi yang telak ketahuan ya saya tutup. Kita tutup sudah pindah dia," tambahnya.

Masalah pencemaran Kali Bekasi yang terdampak dari Kali Cileungsi sudah berlangsung menahun.

September 2018, misalnya, ribuan ekor ikan sapu-sapu, mujair, dan sepat ditemukan mati mengambang di Kali Bekasi.

Baku mutu air Kali Bekasi saat itu ada di titik terburuk karena polutan dari Kali Cileungsi. Warnanya hitam pekat dan muncul aroma tak sedap dari kali.

September 2017 pun, keadaannya sama persis. Saat itu, Kali Bekasi yang menghitam dan bau "dihiasi" busa. Pencemaran juga berasal dari Cileungsi.

Sejak bulan lalu, tepatnya Sabtu (20/7/2019), Kali Bekasi kembali tercemar oleh aliran Kali Cileungsi. Ciri-cirinya sama persis, berwarna hitam dan bau tak sedap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com