Anggota keluarga, tokoh-tokoh masyarakat, hingga warga biasa ia ajak bersama-sama memasang brosur spanduk yang memperlihatkan gambar wajahnya.
Kehangatan dan kebersamaan dari warga itu menjadi suatu momen yang tak terlupakan bagi dirinya.
Maju sebagai dewan karena diri sendiri, bukan karena ketokohan ayahanda
Farazandi mengaku dari awal pencalonan dirinya sebagai caleg, ia tidak membawa-bawa nama sang ayahanda saat masa kampanye, bahkan hanya sekali Din Syamsuddin hadir saat kampanye anaknya tersebut.
"Kalau saya ingat-ingat selama beberapa bulan kampanye, hanya satu kali saya undang (Din Syamsuddin) dalam acara maulid nabi saja, selain itu beliau tidak pernah, karena beliau sibuk juga. Saya tidak pernah melibatkan beliau dalam masa kampanye," ujarnya.
Fazarandi mengaku tak ingin warga memilih dirinya karena sosok sang ayah melainkan karena visi misi dan janji-janji politik yang ia sampaikan di tengah-tengah masyarakat.
Baca juga: Perasaan Tina Toon Campur Aduk Saat Dilantik Jadi Anggota DPRD DKI
Hal itu juga sesuai dengan pesan sang ayah yakni tetap berdiri di kaki sendiri. Tidak adanya campur tangan sang ayah menjadi manfaat sendiri yang dirasakan Farazandi.
Apa yang ia rasakan di lapangan menjadi suatu bekal saat dia duduk di kursi DPRD setelah dilantik nantinya.
"Tapi kalau nasihat dan segala macam itu pasti, apalagi beliau juga pernah berkecimpung di dunia politik," tuturnya.
Ingin perjuangkan dunia wirausaha di Jakarta
Berlatar belakang sebagai pengusaha dan dosen di bidang wirausaha membuat Farazandi ingin mengembangkan ekonomi kreatif di Jakarta.
Ia lantas mengingat ketika Pilkada DKI, Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Aneis Baswedan dan Sandiaga Uno kala itu ingin mengembangkan wirausaha melalui program Oke Oce.
"Tapi saya juga melihat produk hukum dalam Perda itu kalau enggak salah program ekonomi produktif, bagaimana itu mendorong pembekalan pelatihan sampai monitoring untuk mendorong masyarakat pemula ini bisa memulai usahanya," ucapnya.
Perda tersebut yang ingin didorongnya agar masalah pengangguran di Jakarta bisa teratasi dengan masyarakat yang bisa membuka lowongan pekerjaannya sendiri.
Baca juga: Cerita Putri Zulhas Masuk DPRD DKI, Bawa Harapan Guru PAUD dan Ditertawakan Sang Ayah
Dikatakannya pula bahwa bagi anak muda saat ini memiliki banyak ide brilian akan dunia wirausaha yang bisa ciptakan sendiri. Namun yang kurang saat ini adalah keberanian untuk memulai.
"Ini butuh benchmarking untuk anak muda ini berani memulai. Tapi mulainya bukan coba-coba enggak ada kerangka ya. Tetap disiapkan kerangkanya, pelatihannya, maintainnya, mentoring itu dibutuhkan," ujarnya.
Dengan didorongnya Perda tersebut serta dukungan berupa penambahan anggaran ia yakin lambat laun masalah pengangguran dan kemiskinan di Jakarta dapat teratasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.