Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riwayat Pemekaran Jakarta dari Soekarno hingga Jokowi, Keinginan Kota Satelit Gabung DKI

Kompas.com - 28/08/2019, 08:37 WIB
Anastasia Aulia,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi lebih memilih bergabung ke provinsi DKI Jakarta dibandingkan bergabung ke dalam wacana pembentukan provinsi Bogor Raya.

Muncul kemudian keinginan Wali Kota Depok Muhammad Idris juga berkeinginan untuk

Namun sebenarnya wacana penggabungan wilayah penyangga sekitar DKI Jakarta sudah pernah disebut-sebut sejak Soekarno masih menjabat sebagai presiden Republik Indonesia.

Baca juga: Kemendagri: Pemekaran Wilayah Tak Selalu Jadi Jawaban untuk Masalah Pelayanan Publik

Tetapi, wacana tersebut belum pernah direalisasikan hingga saat ini.

Berikut wacana pemekaran wilayah DKI Jakarta yang ditelusuri Kompas.com pada Harian Kompas sejak Soekarno masih menjabat sebagai presiden Republik Indonesia.

Era Presiden Soekarno

Pada 1965, DPRD Djakarta Raya saat itu membicarakan masalah perluasan daerah ibu kota ke batas timur wilayah yaitu Karawang, batas Barat yaitu Tangerang dan batas selatan yaitu Cibinong.

Baca juga: Pemindahan Ibu Kota Negara di Mata Anies dan Para Mantan Gubernur DKI

Satu tahun setelahnya, Presiden Soekarno membicarakan perluasan batasan daerah Daerah Chusus Ibu Kota (DCI) Djakarta Raya ke wilayah Bogor dan Ciawi. Susunan kota besar itu telah termasuk kedalam rencana tata kota yang telah disetujui Presiden Soekarno dengan Gubenur Jawa Barat di Istana Bogor.

 

Era Presiden Soeharto

Dengan mendesaknya kondisi dan situasi Jakarta yang kian padat ini, RHA Wiriadinata pada 1970 yang menjabat sebagai Wakil Gubernur DCI Djakarta Raya pada saat itu mengatakan bahwa pemekaran wilayah DCI Djakarta hanya tinggal pelaksanaan teknis.

Ia juga mengatakan bahwa rakyat Tangerang, Bekasi, dan Depok pada saat itu telah meminta kepada Pemprov DKI Jakarta agar wilayahnya dimasukan ke dalam pembangunan DCI Djakarta.

Soeharto pada 1972 secara tidak langsung menyetujui rencana pemekaran wilayah DCI Djakarta Raya yang akan mencakup beberapa daerah wilayah Jawa Barat.

Baca juga: Wacana Bekasi Gabung Jakarta, antara Kecemburuan Sosial, Tergiur APBD, Kesamaan Sejarah dan Kultur

Menurut keterangan, rencana pemekaran DCI diusulkan agar dapat dilakukan pada tahun 1985. Soeharto berpendapat pemekaran itu diperlukan mengingat kebutuhan DCI sebagai ibu kota pemerintahan.

Menanggapi pernyataan Soeharto, Gubernur Jawa Barat pada masa itu, Solihin mengajukan bahan pertimbangan berupa master plan pembangunan daerah perbatasan yang menjamin kepentingan kedua daerah dengan pengawasan pemerintah pusat.

Terlepas dua tahun dari kabar tersebut, pada 1974 kembali disebut-sebut bahwa Djakarta Raya akan dimekarkan ke daerah Bogor, Tangerang, dan Bekasi untuk disatukan dengan istilah "Metropolitanisasi Jabotabek" yang dibahas oleh Presiden Soeharto bersama Mendagri, Menteri PUTL dan Menteri Negara.

Baca juga: Soal Wacana Provinsi Bogor, Wali Kota Rahmat Effendi Pilih Bekasi Gabung Jakarta

Namun, selang 16 tahun kemudian, wilayah DKI Jakarta dinyatakan tidak akan dimekarkan oleh Menteri Dalam Negeri, Rudini.

Sebab, melalui wacana pemekaran itu muncul masalah baru seperti kerusakan jalan dan kemacetan di wilayah yang direncanakan sebagai pemekaran dari DKI Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Tak Senang Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Tak Senang Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com