Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riwayat Pemekaran Jakarta dari Soekarno hingga Jokowi, Keinginan Kota Satelit Gabung DKI

Kompas.com - 28/08/2019, 08:37 WIB
Anastasia Aulia,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Menurutnya tinggal bagaimana kerja sama antara daerah penyangga dengan DKI Jakarta dalam menyelesaikan masalah-masalah pembangunan yang muncul.

 

Era Presiden Megawati

Ketika masa kepresidenan Megawati, telah dibuat mengenai rencana tata ruang wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi serta Puncak dan Cianjur. Namun, Megawati saat itu tidak menerbitkan Keputusan Presiden-nya sehingga rencana pemekaran wilayah Jakarta pun tak kunjung terlaksana.

 

Era Presiden SBY

Untuk mengantisipasi potensi kelebihan kapasitas kota, pada tahun 2005, Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso mengusulkan pembenahan besar-besaran untuk mewujudkan Megapolitan.

Megapolitan yang dimaksud adalah integrasi antara lima wilayah dengan lima pemerintahan berbeda yang terdiri dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Sutiyoso menganggap harus ada satu manajemen dengan menunjuk salah satu menteri atau memperluas wewenang Gubernur DKI Jakarta menjadi koordinator. Namun tentu saja perlu payung hukum agar tidak terjadi konflik kepentingan antar daerah.

Hingga pada akhirnya penandatanganan kesepakatan kerja sama di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur (Jabodetabekjur) pun dilaksanakan di Departemen Dalam Negeri.

Baca juga: Wali Kota Pepen Disarankan Bikin Referendum Berkait Wacana Bekasi Gabung Jakarta

Dengan adanya konsep pengembangan Megapolitan Jabodetabekjur ini memberikan harapan kepada masyarakat sekitar Jakarta bisa "hidup"secara lebih merata.

Namun enam tahun berikutnya, Gubernur Jakarta Fauzi Bowo mengatakan bahwa Megapolitan Jabodetabekjur merupakan konsep yang sia-sia.

Ia menyebut hal itu ketika menyinggung konsep perluasan wilayah perekonomian ke sekitar Jakarta yang diwacanakan oleh SBY sebagai "The Greater Jakarta".

Gubernur Fauzi Bowo mengatakan apabila "The Greater Jakarta" tidak memiliki organisasi yang mengatur, dalam hal ini kementrian khusus atau provinsi baru, maka konsep ini akan sia-sia seperti konsep Megapolitan Jabodetabekjur.

Menurut Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, wacana tersebut akan dihambat oleh egoisme otonomi daerah.

 

Era Presiden Joko Widodo

Wali Kota Depok dan Bekasi menyatakan lebih memilih untuk bergabung ke DKI Jakarta dibandingkan bergabung ke dalam wacana pembentukan provinsi Bogor Raya yang digagas oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya.

Namun Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan belum bisa memberikan banyak komentar terkait keinginan wali kota Depok dan Bekasi itu.

Anies menyebut penggabungan dan pembagian wilayah di Jakarta merupakan wewenang pemerintah pusat, bukan dengan antarwilayah.

Ia pun menyampaikan, perekonomian Jakarta sudah terintegrasi dengan kota dan kabupaten sekitarnya, termasuk Kota Bekasi. Hingga kini, rencana Bekasi maupun Depok masuk menjadi wilayah DKI Jakarta pun masih dalam tahap wacana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com