JAKARTA, KOMPAS.com - DKI Jakarta menempati peringkat ketiga sebagai kota dengan kualitas terburuk di dunia, Minggu (1/9/2019).
Berdasarkan data dari situ penyedia data polusi udara AirVisual, hingga pukul 09.07 WIB, kualitas udara Jakarta tercatat tidak sehat, dengan Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara sebesar 158 dengan konsentrasi parameter PM2.5 69 ug/m3.
Kendati demikian, kualitas udara Jakarta masih lebih baik dibanding Depok, Bogor, dan Bekasi. Depok dengan US AQI 193, Bekasi dengan US AQI 193, dan Bogor dengan US AQI 191.
Pengukuran AirVisual terhadap kualitas udara dilakukan menggunakan parameter PM (particulate matter) 2,5 alias pengukuran debu berukuran 2,5 mikron berstandar US AQI (air quality index).
Baca juga: Jakarta Darurat Polusi Udara, Studi Ungkap Hubungannya dengan Gangguan Mental
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan, ambang batas sehat konsentrasi PM 2,5 di sebuah kota tak dapat lebih dari 25 mikrogram per meter kubik (ug/m3) dalam 24 jam.
Adapun Kota Lahore di Pakistan menempati posisi puncak kota besar dengan kualitas udara terburuk di dunia dengan US AQI 179 dan konsentrasi parameter PM2.5 109,6 ug/m3.
Sementara Kota Kabul di Afghanistan menempati posisi kedua kota besar dengan kualitas udara terburuk di dunia dengan US AQI 162.
Untuk warga Bekasi, Depok, dan Bogor direkomendasikan mengurangi kegiatan luar ruangan. Warga yang beraktivitas di luar ruang diimbau untuk mengenakan masker guna menangkal polusi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.