Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UNHCR Tetap Berusaha Cari Jalan Keluar untuk Loloskan Pencari Suaka ke Negara Ketiga

Kompas.com - 05/09/2019, 22:20 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perwakilan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) untuk Indonesia, Thomas Vargas, mengatakan bahwa ada banyak pencari suaka yang sudah lama tinggal di Indonesia, tapi tidak dapat dikirim ke negara ketiga.

UNHCR pun mengaku sudah berusaha keras agar para pencari suaka sebisa mungkin lewat jalur advokasi diterima di negara ketiga.

"UNHCR berusaha sekuat mungkin untuk mengadvokasikan, termasuk salah satunya agar negara-negara mau menerima mereka di negara ketiga. Namun hal itu bergantung dari negara ketiga yang menawarkannya," jelas Vargas di lahan eks Gedung Kodim Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (5/9/2019).

Meski begitu, Vargas terus berusaha. Sebab pibaknya tidak bisa memberikan jaminan batas waktu hingga kapan, pencari suaka harus singgah di Indonesia.

Baca juga: Pencari Suaka dari Irak Unjuk Rasa di Depan Kantor UNHCR

"Kami terus mendukung agar negara ketiga menyediakan tempat menetap baru, kami pikir ini alat perlindungan penting yang harusnya negara ketiga  berikan," tambahnya.

Bukan hanya soal hak negara ketiga bagi para pencari suaka dan lamanya mereka di Indonesia, Thomas menyebut, memang saat ini ada tren lonjakan pengungsi, itulah mengapa perlu waktu yang cukup lama dalam menangani pencari suaka ini.

"Sayangnya saat ini memang sedang ada global refugees di mana lebih dari 70 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka. 25 juta diantaranya adalah pengungsi," pungkasnya.

Bantuan dari Indonesia berupa tempat singgah bagi para pencari suaka sangat dibutuhkan untuk menampung mereka, yang bukan hanya didominasi oleh pria dewasa tapi jiga perempuan dan anak-anak.

Pilihan selain memperjuangkan kenegara ketiga, Vargas mengatakan bisa juga para pencari suaka dipulangkan ke negara mereka.

"Kami akan beker jasama dengan pemerintah untuk mencari solusi, apakah itu balik ke tanah airnya kalau memungkinkan. Atau ditempatkan ke negara ketiga yang mau menerima mereka. Sampai saat itu terjadi kami bekerja sama dengan negara-negara seperti Indonesia untuk memberikan perlindungan sementara," tutup Vargas.

Diberitakan sebelumnya, UNHCR berjanji akan memberikan konseling kepada para pengungsi selama tiga hari ke depan agar mereka bisa mengurus diri mereka sendiri, dan diterima dimasyarakat.

Mengingat para pengungsi tidak akan lagi dapat bantuan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta setelah tiga hari ke depan.

"Pemprov DKI melalui Kesbangpol sepakat melakukan penutupan tempat penampungan dengan cara fleksibel melihat kondisi dan situasi di lapangan," kata Ketua Satgas Penanganan Pengungsi Luar Negeri Kemenko Polhukam, Chairul Anwar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com