Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Dugaan Perkosaan oleh Kakek AR Terhadap Siswi SD di Bekasi

Kompas.com - 17/09/2019, 06:42 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com – AR (61) diduga telah memperkosa F, seorang siswi SD di Bintara Jaya, Bekasi dua kali dalam enam bulan terakhir. Dia tinggal di sebuah kontrakan dengan halaman cukup luas yang dijadikan lapangan parkir. Di sana, ia melancarkan aksinya pada F yang kerap bermain sore-sore bersama teman seusianya di lapangan itu.

Berikut Kompas.com merangkum sejumlah fakta mengenai AR dan dugaan perkosaan yang telah ia lakukan:

1. Dua kali dalam enam bulan

Ketua RT 009 RW 002 Bintara Jaya tempat korban tinggal, Sukin (61), menyebut korban pertama kali diperkosa pada Maret 2019. Kala itu, korban tutup mulut. Agustus lalu, AR kembali melancarkan niat bejatnya. "Memang kakek ini (AR) mengincar yang satu ini, si korban ini," ujar Sukin ditemui Kompas.com di kediamannya, Senin (16/9/2019).

2. Sering kirim surat cinta

Sukin mengatakan, AR kerap mengirimkan surat cinta pada korban. Surat itu ditulis tangan. Tak hanya satu, melainkan beberapa. Semuanya ditulis AR dengan nama alias, yakni "Alfa Romeo" yang merupakan alfabet fonetik dari inisialnya sendiri. Sukin mengetahuinya dari ayah korban.

Sukin menjamin, surat itu betul-betul ditulis tangan oleh AR.

"Orangtua lapor ke RT, pertama kan ke saya dulu, terus ke RT tempat pelaku. Kita tanya ke si pelaku, ini bener tulisan Bapak, saya pancing-pancing, saya tunjukin, saya bacain," ungkap Sukin.

Baca juga: Siswi SD Korban Pemerkosaan di Bekasi Trauma, Hanya Berani ke Sekolah

3. Polisi lama bertindak

Fm, ibunda F mengakui bahwa ia melabrak AR terkait perbuatannya terhadap putrinya beberapa waktu lalu.

"Dia cerita katanya dianuin orang. Kata saya, 'diapain? sama siapa?'. Kata dia 'aki-aki'. Saya belum pernah temui, langsung saya labrak," kata Fm kepada Kompas.com, Senin.

Fm dan keluarga kemudian melaporkan kasus ini ke Polsek Bekasi Kota yang kemudian mengarahkan agar putrinya divisum. Hasil visum, kata Sukin, menunjukkan bahwa korban benar diperkosa.

Keluarga lalu melaporkan kasus ini secara resmi ke Polres Metro Bekasi Kota pada 19 Agustus 2019. Namun, polisi tidak segera melakukan penangkapan.

4. Digrebek warga, diamankan polisi

Sukin menyebut, setelah laporan diterima Polres Metro Bekasi Kota, sempat ada pemeriksaan saksi. Namun, beberapa minggu berlalu, polisi tidak kunjung mencokok AR.

Warga khawatir, AR memperluas targetnya ke anak-anak lain. Jumat (13/9/2019), kata Sukin, warga menggrebek AR. Fm membenarkan kejadian itu.

Baca juga: Kakek yang Dituduh Pemerkosa Siswi SD di Bekasi Tak Akui Perbuatannya

"Sudah ada sebulan saya urus-urus, sudah lapor (ke polisi) ada sebulan lebih, enggak ada kabarnya. Jadi kemarin akhirnya FBR yang datangi (AR), baru kemudian polsek tangkap," kata Fm.

Khawatir diamuk massa, Sukin melaporkan penggerebekan ini kepada binmas setempat untuk kemudian diteruskan kepada polisi.

"Kami mengamankan saja kemarin itu, takut ribut-ribut, amankan saja," ujar Kompol Parjana, Kapolsek Bekasi Kota, saat dihubungi pada Senin sore.

Parjana mengatakan, AR saat ini tengah diperiksa di Polres Metro Bekasi Kota. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Bekasi Kota Kompol Arman belum menjawab panggilan telepon Kompas.com hingga artikel ini disusun.

5. Belum akui tuduhan

Sukin mengatakan, AR tak kunjung mengakui tuduhan perkosaan yang dialamatkan padanya, bahkan ketika ia digrebek dan diamankan polisi.

“Enggak, dia belum mengakui," ujar Sukin di kediamannya, Senin (16/9/2019). AR bahkan menulis surat sepanjang empat halaman untuk korban.

Dalam surat yang bernada permintaan maaf dengan mengobral kata-kata cinta itu, AR berkali-kali menyatakan tak berbuat seperti yang dituduhkan orang-orang kepadanya.

"Ibumu telah mencaci-maki aku habis-habisan atas sesuatu yang tidak aku lakukan padamu," tulis AR.

Baca juga: Diduga Perkosa Siswi SD di Bekasi, Kakek AR Sering Kirim Surat Cinta ke Korban

6. Korban trauma dan langganan psikiater

"Sekarang (korban) belum berani keluar, karena dia takut ketemu si aki-aki (pelaku) lagi," ujar Sukin. Padahal, korban dikenal aktif bermain bersama teman-teman sebayanya ketika sore hari.

"(Korban) masih (sekolah), tapi selama ada kasus ini si ibunya sempat lapor ke kepala sekolah, minta izin untuk terapi supaya dia enggak trauma," jelas Sukin.

Fm, ibunda korban membenarkan hal tersebut. Korban meminta agar kondisi psikisnya ditangani oleh psikiater.

"Waktu kejadian kan sudah ada selama dua minggu, pas kejadian itu langsung minta (ke psikiater) dia," imbuhnya.

Fatmawati menuturkan, putrinya itu emoh keluar rumah lantaran takut. Dia hanya bisa bermain di rumah bersama adiknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com