Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peliknya Asmara YL, Ingin Bunuh Suami, Ditipu Selingkuhan, dan Berujung di Penjara

Kompas.com - 04/10/2019, 08:10 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Cinta dan harta memang sering kali menggelapkan mata. Setidaknya itu yang terjadi pada pasangan suami istri VT (43) dan YL (40) serta seorang laki-laki lain bernama Bayu Hiyas Sulistiawan (33).

Sudah 17 tahun tinggal bersama tidak menjamin keharmonisan rumah tangga VT dan YL terjaga. Dugaan adanya sosok wanita lain membuat YL meradang.

Di momen itulah Bayu muncul. Pria yang bekerja kepada VT sebagai sopir ini mulanya jadi tempat YL menyampaikan keluh kesah urusan "dapur" rumah tangganya.

Baca juga: Begini Percakapan Istri dan Selingkuhan Saat Rencanakan Pembunuhan Suaminya

"Bagaimana hubungan kamu dengan suamimu?" tanya Bayu pada YL saat merekonstruksi ulang adegan tersebut di Mapolsek Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (3/10/2019).

YL meluapkan amarah dan gondok di hatinya kepada Bayu. Batu di rumah tangga YL dilihat Bayu sebagai peluang untuk mendekati istri bosnya tersebut.

Asmara terlarang pun terjalin antara keduanya. Tak sebatas itu saja. Bayu juga ingin menguasai harta bosnya.

Bunuh dengan sianida

Sampai akhirnya, muncullah ide untuk membunuh VT. Entah alasan apa, YL menyetujuinya.

Awalnya mereka hendak membunuh VT dengan cara yang sama ketika Jessica Kumala Wongso menghabisi nyawa Wayan Mirna Salihin pada 2016, yakni menggunakan sianida.

Bayu lantas meminta uang sebesar 3.000 dollar Singapura atau sekitar Rp 30 juta kepada YL guna membeli sianida di Singapura.

Baca juga: Polisi Gelar Rekonstruksi Peracikan Sianida Kasus Percobaan Pembunuhan Suami oleh Istri dan Selingkuhan

Pada 7 Juni 2019, YL mencuri kartu ATM miliki suaminya dan menyerahkannya kepada Bayu berikut dengan kode sandinya. Jadilah Bayu berangkat ke Singapura.

Di sana, ia menarik uang sebesar 3.000 dollar Singapura. Ternyata besaran jumlah tersebut hanya tipu daya Bayu kepada YL.

Ia sama sekali tidak membeli sianida itu di Singapura.

Ia baru membeli racun tersebut sekembalinya ia ke Indonesia pada 16 Juni 2019. Itupun ia beli secara online dengan harga yang tidak sampai 1 persen yang ia minta pada YL.

"Setelah dia kembali dari Singapura ternyata pada tanggal 16 Juni 2019 tersangka BHS memesan racun sianida melalui online. Dia memesan secara online menggunakan laptop. Yang ditransfer sejumlah Rp 240.000," ujar Kanit Reskrim Polsek Kelapa Gading Made Oka saat mengarahkan rekonstruksi adegan tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com