"Saya diminta tolong sama pak lurah waktu itu untuk buat website untuk publikasi kegiatan kelurahan. Saya sebenarnya enggak bisa, orang saya lulusan SMP enggak ngerti begituan. Tapi saya bilang bisa dulu saja," ujar Angga.
Baca juga: Ini Alasan Wanita Austria Terima Awan Petugas PPSU Menjadi Suami
Angga yang tidak bisa membuat website akhirnya minta diajarkan kerabatnya. Saat dirinya bisa membuat website, pihak kelurahan memberikan upah atas kerjanya. Namun, Angga menolak upah tersebut.
Berulang kali Angga mengendalikan website tersebut, namun dirinya tetap tidak mau menerima upah dari pihak kelurahan.
"Saya sudah bisa bantu kelurahan saja sudah senang, saya tidak mau terima bayaran itu. Sampai akhirnya, pak lurah tawari saya kerjaan sebagai PHL (Petugas Harian Lepas), waktu itu belum ada PPSU. Kalau kerjaan saya mau, dan saya saat itu kerja lah jadi petugas di kelurahan," ujar Angga.
Kegiatan sosial yang digarapnya berdampak positif pada lingkungan Duri Pulo.
Angga terkejut ketika dirinya ditunjuk untuk ikut seleksi peserta program Seoul Sister City 2019 yang diselenggarakan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta.
"Akhir September itu saya dihubungi buat seleksi, dua hari setelahnya langsung saya seleksi. Suruh paparin apa yang pernah saya lakukan dalam kegiatan kepemudaan. Alhamdulillah saya lolos seleksi, saya nomor 3 dari 15 orang yang lolos. Pesaing saya waktu seleksi itu orang kuliahan semua, saya cuman lulusan SMP sendiri," ujar Angga.
Awal November mendatang, Angga beserta rombongan lainnya akan berangkat ke Seoul untuk bertukar pikiran dan pengalaman dengan para pemuda dari negara lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.