JAKARTA, KOMPAS.com - Akbar Alamsyah adalah salah satu korban dari aksi demonstrasi depan gedung DPR RI, beberapa waktu lalu.
Akbar dinyatakan meninggal di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat pada Kamis (10/10/2019) sore.
Namun di balik tewasnya pemuda berusia 19 tahun itu, terkuak beberapa fakta menarik yang belum diketahui publik.
Fakta tersebut dikatakan oleh Fitri Rahmayani, kaka dari korban saat ditemui usai menghadiri pemakaman adiknya di pemakaman tanah wakaf Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Kompas.com pun merangkum beberapa fakta baru di balik tewasnya Akbar Alamsyah.
Baca juga: Kronologi Keluarga Vs Polisi, dari Penemuan Akbar Alamsyah hingga Dinyatakan Meninggal Dunia
Tidak hanya di dari keterangan sang kakak, Kompas.com juga merangkum beberapa fakta baru yang diungkap kepolisian.
Akbar diketahui mengalami luka parah di bagian wajah ketika sang kakak, Fitri Rahmayani menengok keadaannya di RS Polri, Jakarta Timur.
Bahkan, Fitri sampai tidak bisa mengenali wajah adiknya sendiri.
"Kepalanya besar kaya pakai helm, kaya semacam tumor. Lebam di bibirnya sampai menutupi lubang hidung, Jontor," ucap dia.
Ketika diajak bicara pun Akbar tidak bisa merespon dengan baik. Dia hanya bisa menggerakkan jari tangan dengan pelan ketika diajak bicara.
Baca juga: Menangis Histeris di Pemakaman, Ibunda Akbar Alamsyah: Anak Saya Disiksa...
"Dia bibirnya kayak orang mau bergetar gitu, mata keadaan tertutup. Tangannya sempat gerak cuma responsnya di RS Polri," kata dia.
Fitri yakin jika luka yang diterima adiknya bukan karena jatuh dari pagar gedung DPR seperti yang ramai diberitakan media. Dia meyakini jika ada oknum yang tidak bertanggung jawab memperlakukan adiknya hingga seperti itu.
Sebelum Akbar Alamsyah dirujuk ke RS Polri, dia sempat mendapatkan penanganan utama di RS Pelni, Jakarta Barat.
Di sana, Akbar sempat dioperasi karena lukanya yang cukup parah.
"Iya karena sudah kondisinya harus dioperasi saking darurat," ujar Fitri saat ditemui di makaman Akbar Alamsyah di kawasan Cipulir, Jakarta Selatan, Jumat (11/10/2019).
Pihak keluarga pun berupaya meminta hasil CT scan untuk mengetahui penyebab luka yang dialami Akbar. Namun pihak rumah sakit tidak mau memberikan hasil CT scan tersebut.
"RS Pelni bungkam," tambah dia.
Baca juga: Kontras: Polri Tidak Transparan Ungkap Kasus Akbar Alamsyah, Pernyataan Berubah-ubah
Pihak rumah sakit juga tidak memberitahu luka yang dialami Akbar sehingga harus dilakukan operasi.
"Dokter bilang kondisi pingsan, enggak tahu pingsan luka atau bagaimana kita enggak dijelasin. Hanya dikasih tahu kondisi kritis," kata dia.
Selanjutnya, Akbar dirujuk ke RS Polri sebelum akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat, Jakarta Pusat.
Akbar ternyata sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi ketika masih dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat, Jakarta Pusat, (30/9/2019).
Surat penetapan tersangka dikirimkan oleh Polres Metro Jakarta Barat ke rumah nenek Akbar yang berada di kawasan Cipulir, Jakarta Selatan.
"Akbar itu (diam takut menjawab) kita dapat surat dari Polres Jakbar, Akbar itu tersangka. Dari dugaan pengrusakan, penghasut, provokasi," ujar Fitri.
Baca juga: Saat Kondisi Koma di ICU, Akbar Alamsyah Dikirimi Surat Penetapan Tersangka
Keluarga pun kaget menerima surat tersebut. Pasalnya, surat tersebut diterima ketika Akbar dirujuk dari RS Polri ke RSPAD Gatot Soebroto.
"Kaget lah, keadaan koma dijadiin tersangka," kata dia.
Namun sejak saat itu, polisi tidak pernah menghubungi keluarga korban terkait status tersangka Akbar. Bahkan, hingga Akbar meninggal dunia pun pihak polisi belum ada yang menghubungi keluarga.
Fitri merasa ada kejanggalan di balik kematian adiknya, Akbar Alamsyah. Sempat terbersit niat keluarga untuk mengajukan visum untuk mengetahui penyebab utama meninggalnya Akbar.
Namun, keinginan itu diurungkan lantaran tidak tega jenazah harus dibedah.
"Tadinya saya ingin visum. Cuma saya kira visum cuma di-scan, ya. Ternyata harus dibongkar," kata dia saat ditemui usai pemakaman Akbar Alamsyah di kawasan Cipulir, Jakarta Selatan, Jumat (11/10/2019).
Baca juga: Sejumlah Kejanggalan di Balik Tewasnya Akbar Alamsyah, Korban Kerusuhan di Depan DPR
Kejanggalan yang diyakini Fitri bermula ketika melihat luka lebam di wajah Akbar.
Ada beberapa luka di bagian wajah Akbar yang tidak lazim. Bahkan, Akbar harus menjalani cuci darah di Rumah Sakit Polri karena infeksi saluran kandung kemih.
"Akbar itu enggak punya penyakit apa-apa, tapi tiba-tiba cuci darah. Ada infeksi saluran kandung kemih," ungkap Fitri.
Fitri yakin Akbar meninggal karena perilaku oknum yang kurang bertanggung jawab. Maka dari itu, dia berharap adanya pihak yang menawarkan bantuan hukum untuk mengungkapkan kejanggalan di balik meninggalnya Akbar.
"Ingin banget (ada bantuan hukum). Kami cuma ingin tahu orangnya siapa. Dia apain adik saya," kata dia.
Secara terpisah, Polda Metro Jaya membenarkan jika Akbar Alamsyah telah ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menjelaskan Akbar ditetapkan sebagai tersangka kerusuhan saat aksi unjuk rasa di Kompleks Parlemen Senayan pada 25 Oktober 2019 lalu.
Baca juga: YLBHI: Kematian Akbar Alamsyah Harus Diungkap
Berdasarkan keterangan saksi, Akbar ikut terlibat dalam penyerangan terhadap petugas dengan melempari dengan batu, botol plastik, dan bom molotov. Akbar juga turut merusak fasilitas publik saat aksi unjuk rasa.
"Perusuh yang kami tangkap, kami lakukan pemeriksaan, dan tentunya ada saksi yang diperiksa juga. (Ada saksi) yang menyatakan yang bersangkutan (Akbar Alamsyah) ikut melempari petugas, merusak (fasilitas umum)," ungkap Argo.
Polisi juga mengklaim jika pihaknya sempat membawa Akbar ke Polres Jakarta Barat dengan alasan memberikan pertolongan.
Mereka membawa Akbar ke Polres setelah sebelumnya menemukan Akbar tergeletak di pinggir jalan.
"Jam 01.30 (26 September) ada anggota (bernama) AKP Rango yang bertugas di (Polres) Jakarta Barat menemukan seorang laki-laki (Akbar Alamsyah) tergeletak di trotoar," kata Argo.
Selanjutnya, petugas membawa Akbar ke Polres Jakarta Barat untuk mendapatkan pertolongan medis.
"Urkes (Urusan Kesehatan) Polres Jakarta Barat memberikan pertolongan kepada laki-laki yang diketahui bernama Akbar Alamsyah. Kami lakukan perawatan, kami obati," ujar Argo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.