Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prihatin Maraknya Kekerasan, Sejumlah RT di Depok Rintis Program RW Ramah Anak

Kompas.com - 20/10/2019, 12:52 WIB
Bambang P. Jatmiko,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com – Maraknya kekerasan terhadap anak mendorong sejumlah RT di Cilodong, Depok, merintis pembentukan RW Ramah Anak, Minggu (20/10/2019).

Kawasan yang dimaksud adalah lingkungan Rukun Warga (RW) Ramah Anak yang memungkinkan anak-anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, tanpa ada kekhawatiran adanya kekerasan serta masalah lainnya.

Welly Wiryanto, salah satu penggagas kawasan ramah anak yang juga Ketua RW 08 Kelurahan Jatimulya, Cilodong, Depok mengatakan, aksi ini diharapkan bisa diikuti daerah lain di Depok.

“Pembentukan RW Ramah Anak adalah bentuk dukungan kami kepada program Kota Depok menuju Depok Kota Layak Anak. Karena kami memahami bahwa anak bahagia tidak datang dari keluarga yang sempurna tapi datang dari orangtua yang memberinya cinta,” kata Welly di Perumahan Griya Melati Mas, Jatimulya, Depok.

Baca juga : Pengasuh yang Aniaya Bocah Dua Tahun di Depok Ditangkap Polisi

Sementara itu, Kadis Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Kota Depok Nessi Annisa Handari menuturkan, saat ini banyak sekali terjadi kasus kekerasan terhadap anak.

Tak hanya itu, anak-anak juga banyak yang mengalami kecanduan gadget dan harus mendapatkan treatment khusus.

Karena itu, pembentukan RW Ramah Anak ini sangat diapresiasi.

Pembentukan kawasan ramah anak bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga masyarakat dan stakeholders lainnya seperti dunia usaha dan media.

“Kami sangat mengapresiasi pembentukan RW Ramah Anak ini. Bagaimanapun, anak-anak adalah tanggung jawab kita semuanya,” kata Nessi.

Dalam kegiatan peluncuran ini, berbagai event dan komunitas hobi yang edukatif juga dihadirkan. Mulai dari mainan anak tradisional, reptil, hingga perpustakaan keliling.

Anak-anak yang hadir dalam kegiatan ini bisa menikmati berbagai event yang dihadirkan, dan juga mencoba berbagai permainan tradisional yang selama ini sudah tidak banyak dimainkan lagi.

Anak-anak juga bisa mencoba bermain reptil yang dihadirkan oleh komunitas pecinta reptil.

Mulai dari ular, iguana, hingga jenis reptil lainnya ikut hadir dalam peluncuran RW Ramah Anak yang diinisiasi oleh sejumlah RT di Perumahan Griya Melati Mas tersebut.

Bagaimanapun, kasus kekerasan kepada anak di Depok belakangan ini menjadi sorotan.

Baca juga: Empat Fakta Di Balik Kejamnya Pengasuh di Depok yang Aniaya Bocah Dua Tahun

Terakhir, seorang bocah berinisial YM berumur dua tahun mengalami luka-luka dan harus menjalani perawatan intensif saat ini di Rumah Sakit Hermina lantaran dianiaya TN (19), pengasuhnya sendiri.

Penganiayaan itu terjadi di rumah YM di kawasan Pondok Sukmajaya Permai, Sukmajaya, Depok.

Sebelumnya, seorang remaja wanita berinisial AF (17) nekat loncat dari jembatan penyeberangan orang ( JPO) di Jalan Margonda, tepatnya depan Terminal Depok, pada Rabu (10/7/2019) lalu.

AF mengaku tertekan menjalani hidupnya. Sebab AF selalu dipaksa oleh seorang laki-laki hidung belang untuk melayani nafsunya sehari-hari.

Tidak hanya itu, AF juga kerap dicekoki obat-obatan terlarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com