Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Bertemu Jokowi, Ini Isi 9 Pesan yang Akan Disampaikan BEM SI

Kompas.com - 21/10/2019, 21:03 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) bersama BEM Nusantara, menggelar aksi di Patung Arjuna Wiwaha (Patung Kuda), Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019) hari ini.

Dalam aksi tersebut, massa mahasiswa membawa sembilan agenda tuntutan yang harusnya disampaikan langsung untuk Presiden Joko Widodo.

Mahasiswa berharap tuntutan itu dapat diterima dan diwujudkan Presiden Jokowi pada periode kedua pemerintahannya.

Sembilan agenda tuntutan itu juga disarankan menjadi evaluasi Presiden Jokowi mengenai segala hal yang belum sempat dikerjakan pada periode sebelumnya.

Baca juga: Jalan Ditutup, Mahasiswa Kesulitan Menuju Istana untuk Demo

“Ketika Presiden Jokowi mempunyai Nawacita-nya, kami juga punya sembilan Nawacita versi mahasiswa yang akan direkomendasikan, merepresentasikan permasalahan-permasalahan yang ada di bangsa kita saat ini dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia,” ujar Koordinator Pusat Aliansi BEM Seluruh Indonesia M Nurdiansyah.

Nurdiansyah menyatakan, hal pertama yang dituntut oleh mahasiswa adalah terkait ekonomi dan ketenagakerjaan di Indonesia. Mahasiswa mendesak agar pemerintah tegas melawan mafia dan kartel ekonomi.

“Kami meminta untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan dengan mengutamakan kesejahteraan buruh, desa dan penguatan Badan Usaha Milik Negara,” ujar Nurdiansyah.

Kedua, mahasiswa juga menuntut Hukum dan pelanggaean Ham di Indonesia pada masa lalu.

Mereka juga menolak pelemahan pemberantasan korupsi dan tolak keterlibatan pelanggar HAM dalam pemerintahan.

Baca juga: Pemberantasan Korupsi Tak Disinggung Jokowi, KPK: Lebih Baik daripada Disebut tapi Tak Dilaksanakan

“Mengusut tuntas kasus penyerangan Novel Baswedan dengan membentuk TGPF independen dan mendesak Presiden untuk tidak memilih aktor yang terlibat dalam pelanggaran HAM di dalam kabinet,” katanya.

Ketiga, mereka juga menuntut reformasi pendidikan untuk membentuk pendidikan yang murah, mudah diakses, demokratis dan menolak segala liberalisasi serta komersialisasi pendidikan.

“Keempat, kami menuntut terkait agraria. Kami menuntut reforma agraria sejati dengan orientasi kesejahteraan petani, keterlibatan masyarakat adat dan menolak segala jenis perampasan lahan,” ujarnya.

Kelima, mahasiswa juga menuntut agar membangun Indonesia poros maritim dunia, dengan kedaulatan di bidang sumber daya laut dan kesejahteraan nelayan.

Keenam, mahasiswa juga meminta untuk menerapka pemerataan infrastruktur yang mengedepankan kepentingan rakyat dan menolak setiap pelanggaran HAM dalam pembangunan

“Ketujuh, kami menuntut pemerintah untuk mewujudkan sistem jaminan sosial kesehatan yang layak dan terjangkau bagi masyarakat,” ucapnya.

Kedelapan, mereka menuntut agar pemerintah mewujudkan kesetaraan gender dan tingkatkan keterlibatan wanita dalam pengambilan kebijakan publik.

“Kami juga meminta untuk menuntut tindakan tegas atas semua perusak lingkungan dan wujudkan kebijakan lingkungan yang mengutamakan HAM dengan menolak kepeningan investor,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com