Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MEGAPOLITAN]: Tak Punya Anggaran untuk Ganti Foto Presiden dan Wakil Presiden I Beli Undangan Pelantikan Presiden agar Dinilai Terpandang

Kompas.com - 22/10/2019, 07:21 WIB
Egidius Patnistik

Editor

 

1. Kantor Walikota Jakarta Utara Tak Punya Anggaran untuk Ganti Foto Presiden dan Wakil Presiden

Kepala Bagian Umum dan Protokol Sekretariat Kota Administrasi Jakarta Utara Win Bawar mengatakan, kantor wali kota Jakarta Utara tidak punya anggaran untuk mengganti foto presiden dan wakil presiden yang baru.

"Ini (pergantian foto) enggak ada anggarannya," kata Win saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Senin (21/10/2019).

Ia mengatakan, sejak masa Gubenur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok, tidak ada lagi dana anggaran tidak terduga yang bisa mereka alokasikan untuk keperluan penggantian foto presiden dan wakilnya.

Win mengaku menyisihkan tunjangan kinerja daerah (TKD) untuk mengganti 15 pasang foto presiden dan wakil presiden yang ada di kantor wali kota Jakarta Utara.

Karena tidak punya anggaran, Win berencana untuk mengganti fotonya saja. Sementara untuk bingkai foto, pemkot Jakarta Utara akan menggunakan bingkai lama.

Saat ini, Win sudah menerima foto terbaru dari Joko Widodo dan Ma'ruf Amin dari Suku Dinas Kominfotik Jakarta Utara.

"Mungkin dalam 2-3 hari sudah dipasang," ucap Win.

Win mengatakan, ada 15 ruangan yang harus diganti foto presiden dan wakil presidennya.

Lanjutan berita ini bisa dibaca di sini.

2. Pemilik Mobil B 1 RI Membeli Undangan Pelantikan Presiden agar Dinilai Terpandang

Pemilik mobil Nissan Terra dengan pelat nomor B 1 R, yakni Prof DR Irwannur Latubual Ph D, membeli undangan pelantikan presiden dan wakil presiden RI terpilih yang digelar di Gedung DPR/MPR pada hari Minggu lalu.

Undangan pelantikan tersebut ditemukan polisi ketika menggeledah mobil milik Irwannur yang diparkir di lobi Hotel Raffles, Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu.

"Ada undangan (pelantikan) warna merah. Kami cek, dia katanya membeli. Tapi ini masih kami introgasi karena tidak konsisten jawabnya, yang jelas dia mengaku mendapatkan undangan karena beli," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin.

Saat ini, polisi tengah memeriksa Irwannur secara intensif guna mengetahui penjual undangan pelantikan itu.

Kepada polisi, Irwannur mengaku membeli undangan itu guna menghadiri acara pelantikan sehingga bisa dinilai sebagai orang terpandang oleh masyarakat.

"Kalau dia mendapat undangan itu, dia boleh masuk dan mengikuti (rangkaian) acara pelantikan biar dikatakan orang hebat, orang top yang bisa masuk atau diundang dalam pelantikan presiden," ungkap Argo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com