Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Odong-odong di Cempaka Putih Jadi Transportasi, Pengemudi Tolak Penertiban

Kompas.com - 25/10/2019, 19:08 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan DKI Jakarta segera menertibkan operasional odong-odong yang kerap dijadikan moda transportasi atau hiburan warga.

Namun, kebijakan ini ditolak pengemudi odong-odong di kawasan Cempaka Putih, Jakarta.

Pasalnya, odong-odong di kawasan ini dijadikan transportasi warga dari Pasar Rawasari menuju rumah-rumah warga.

Begitu pula anak sekolah ketika berangkat maupun pulang.

Ditemui di sela-sela membawa penumpang, Mahmud (52) mengaku menolak rencana Pemprov DKI tersebut.

Baca juga: Dishub DKI Segera Larang Odong-odong Beroperasi di Jakarta

Ia terancam menjadi pengangguran jika penertiban benar-benar dilakukan.

“Ya menolak lah. Kalau saya berhenti pastinya saya nganggur dong. Saya bingung mau kerja di mana, umur sudah tua,” ucap Mahmud saat ditemui di Cempaka Putih, Jumat (25/10/2019).

Bapak enam anak ini mengaku harus menafkahi istri dan anak-anaknya.

Setiap hari, ia mendapat uang sekitar Rp 150.000 sebagai pengemudi odong-odong. Dari pendapatannya itu, ia harus menyetor ke pemilik.

Baca juga: Komunitas Pemilik Odong-odong Tolak Wacana Larangan Beroperasi

Mahmud juga harus menyisikan sebagian uang untuk dikirim ke istrinya di Bogor.

“Saya setoran kadang Rp 80.000, kadang juga Rp 60.000. Ya sisanya buat saya,” ucap Mahmud.

Dimas Pamungkas (27), pengemudi odong-odong lainnya juga mengaku menolak rencana penertiban.

Menurut dia, jika odong-odong tidak ada di kawasan Cempaka Putih, hal itu malah mempersulit warga.

Masalahnya, kawasan Cempaka Putih jarang ada angkutan umum atau ojek.

“Kalau naik odong-odong, puteran jauh sampai ke Cempaka Timur juga tetap bayar Rp 5000 ke saya. Kalau tidak ada odong-odong kasian juga masyarakat,” kata Dimas.

Baca juga: Pemilik Odong-odong Sebut Penghasilannya Melebihi UMP DKI 2020

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com