Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Permainan Petak Umpet Berujung Maut di Bekasi

Kompas.com - 26/10/2019, 08:00 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Seorang bocah laki-laki berinisial MFA (5) meninggal dunia akibat kelelahan setelah terkunci di dalam mobil yang terparkir di halaman rumah, persisnya di RT 001 RW 002, Kampung Rawabugel, Bekasi Utara, Jawa Barat, Kamis (24/10/2019) sore lalu.

Kepala Subbagian Humas Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Erna Ruswing Andari menyebutkan, korban diketahui hilang sekitar pukul 11.00 WIB pada Kamis itu. Kala itu, korban tengah bermain di daerah di depan rumahnya.

"Menurut keterangan orangtua korban, sekitar pukul 10.00, korban sedang bermain di depan rumah. Lalu korban mendekati mobil yang terparkir di halaman depan rumah. Pukul 11.00, ibunya mencari, tapi belum ketemu," kata Erna dalam keterangannya yang diterima Kompas.com, Jumat siang kemarin.

Baca juga: Bocah di Bekasi Mati Lemas Terjebak dalam Mobil Usang Saat Main Petak Umpet

Karena belum ditemukan, kedua orangtuanya terus mencari anak itu. Pukul 14.00, sang ayah akhirnya menemukan korban.

"Di dalam sebuah mobil sedan di depan rumah. Korban tengkurap, pingsan, dan lemas," lanjut Erna.

Mobil usang

MFA disebut tengah main petak umpet dan pilih bersembunyi di mobil yang terparkir depan rumahnya. Ia rupanya terkunci di dalam mobil dan tidak bisa keluar.

"Dia main petak umpet, dari sekitar jam 10.00, dia ngumpet di mobil. Entah prosesnya bagaimana dia nggak bisa keluar. Mungkin karena di dalam mobil saat tengah hari bolong. Masalahnya dia juga itu sedang berkeringat. Dia panik, mungkin teriak tapi enggak ada orang," ujar Iptu Bahrudin, Kanitreskrim Polsek Bekasi Utara melalui telepon, Jumat sore.

Bahrudin menambahkan, mobil itu memang sudah tidak dipakai lagi oleh pemiliknya.

"Informasinya sih memang sudah lama enggak dipakai, akhirnya diparkir di situ, nah memang dalam kondisi rusak. Makanya pintu juga enggak dikunci sama yang punya," kata Bahrudin.

"Sebetulnya tiga pintu yang lain terkunci, ada salah satu pintu yang bisa terbuka dari luar dibiarkan saja," imbuh dia.

Tetangga korban, Ujang (56) membenarkan keadaan itu. Menurut dia, mobil itu sudah lama tak beroperasi dan bahkan dibiarkan mangkrak di halaman rumah.

"Biasanya bisa dibuka, anak-anak sering pada main di situ keluar masuk. Nah saya ingat-ingat, itu mobil kan kemarin pagi goyang-goyang sendiri. Padahal yang punya enggak pakai mobil. Kalau malam banyak anak-anak di sini buat main. Enggak tahu kenapa pagi-pagi itu dia (korban) bisa ke situ," kata Ujang.

Setelah ditemukan, korban pun dibawa ke klinik, kemudian ke rumah sakit. Namun, setibanya di sana, dokter menyatakan bahwa bocah tersebut sudah meninggal dunia.

Jenazah korban kini dibawa ke kampungnya di Tasikmalaya, Jawa Barat, oleh kedua orangtuanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com