Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat E-Voting dalam Pemilihan Pengurus Osis SMA dan SMK Budhi Warman 2

Kompas.com - 29/10/2019, 09:16 WIB
Walda Marison,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

Sebelum memilih, siswa harus melakukan tap kartu tersebut sebagai syarat memverifikasi data pemilih.

Ketika data terverifikasi, akan muncul nama kandidat di layar laptop.

Setelah memilih salah satu kandidat dengan cara diklik, data indentitas pemilih yang ada di dalam kartu otomatis hilang dan tidak bisa digunakan lagi.

Hal tersebut guna mencegah pemilih ganda.

Pemilih kemudian keluar bilik dan menyerahkan kartu tersebut ke pihak panitia dan menempelkan jarinya ke tinta sebagai tanda telah memilih.

Selanjutnya, kartu tersebut akan digunakan oleh siswa lain yang hendak memilih.

Berawal dari YouTube

Praktik pemilu menggunakan tekonolgi digital ini awalnya muncul dari keresahan pengurus atau panitia pemilu yang terdiri dari pembina serta anggota OSIS lainya.

Mereka resah dengan sistem Pemilu dengan kertas dan paku yang dinilai tidak praktis, memakan waktu, dan biaya yang besar.

Yogi mencari cara untuk meninggalkan cara manual tersebut.

"Sistem yang kita ambil itu terinspirasi dari punya Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologinya (BPPT) yang sudah diberlakukan untuk pemilihan di Pilkades di suatu desa di wilayah Bogor. Saya tonton dari YouTube yang menggunakan validasi seperti ini," kata Yogi ketika berbincang dengan Kompas.com.

Setelah mendapat informasi tersebut, dia mencoba mengadaptasi sistem tersebut di sekolah SMA dan SMK Budhi Warman 2.

Sistem tersebut sempat diterapkan dua tahun lalu. Namun, pada tahun pertama masa percobaan, ia menghadapi banyak kendala.

"Karena dulu sistem belum rapi, jaringan belum rapi. Dan dahulu laptop belum di satu tempat seperti ini. Jadi Osis muter ke setiap kelas dan di-input satu-satu nama pemilih dan itu makan waktu lama," ucap dia.

Setelah dua tahun berjalan, sistem dievaluasi, diperbaharui sehingga menjadi seperti saat ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com