Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Anggaran Belanja Bolpoin Rp 124 Miliar, Lagi-lagi Salah Input Data Jadi Alasan

Kompas.com - 30/10/2019, 19:07 WIB
Walda Marison,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur, Ade Narun menjelaskan duduk perkara soal anggaran dana Rp 124 miliar untuk pengadaan bolpoin yang masuk dalam Rencana Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran (KUA-PPAS) 2020 DKI Jakarta.

Ade menjelaskan awalnya rencana anggaran tersebut dibuat pada pertengahan tahun 2019, sebelum dirinya menjabat.

Kala itu, setiap sekolah mengajukan anggaran Alat Tulis Kantor (ATK) yang terdiri dari pulpen, kertas, tipe x, dan pensil.

Anggaran dari setiap sekolah ini dituangkan dalam Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS) yang nantinya jadi acuan untuk anggaran tahun 2020.

Sehingga munculah angka Rp 124 miliar sebagai anggaran untuk pengadaan ATK.

Baca juga: Selain Lem Aibon, PSI Temukan Anggaran Bolpoin Rp 124 M, Komputer Rp 121 M, dan Server Rp 66 M

Namun, pihak Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur terdahulu diduga salah memasukkan rekening anggaran.

Seluruh anggaran tersebut hanya dimasukan ke dalam rekening pengadaan bolpoin. Sehingga terkesan anggaran untuk bolpoin sebesar Rp 124 miliar.

"Awalnya anggaran dimasukkan ke rekening ATK,  nah rupanya ketika dimasukan, anggaran masuklah ke kode rekening yang bolpoin itu," ucap dia ketika dihubungi, Rabu (30/10/2019).

Dia tidak tahu persis kenapa pihak terdahulu bisa salah memasukan anggaran tersebut. Namun dia memastikan jika anggaran tersebut baru sebatas gambaran kasar dan bisa direvisi kembali.

Baca juga: Disdik DKI Akan Revisi Anggaran Bolpoin Rp 124 M dan Komputer Rp 121 M

"Tapi ini kan baru awal karena berupa rancangan dan prosesnya masih panjang.  Akan kami ubah dan akan diajukan lagi ke DPR, setuju atau tidak," tambah dia.

Dengan temuan dana seperti itu, pihaknya akan kembali merancang ulang anggaran dana dengan meminta kembali pihak mengisi RAKS dengan kebutuhan masing masing sekolah.

Dia memastikan anggaran untuk ATK tidak akan sebesar itu.

"Tapi itu sebenarnya sudah salah. Tugas saya ya memperbaiki. Kan baru rancangan dan belum jadi anggaran," tutupnya.

Untuk diketahui, Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI William Aditya baru saja mengkritik anggaran pengadaan pulpen di Sudin Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur untuk tahun 2020 yang mencapai Rp 124 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com