Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Zulkifli, Pengemudi Ojol yang Tak Ragu Gandeng Penumpang Tunanetra hingga Tempat Tujuan

Kompas.com - 31/10/2019, 19:44 WIB
Walda Marison,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Siang itu Zulkifli sibuk seperti biasanya, mengantar penumpang yang memerlukan jasanya sebagai pengemudi ojek online.

Bunyi notifikasi terdengar pada telepon pintarnya. Tak lama kemudian Zulkifli bergegas menjemput seorang penumpang yang sudah menantinya di Bank Bukopin Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (31/10/2019).

Dengan mengenakan jaket hitam hijau yang menjadi seragam sehari-harinya, pengemudi ojol berusia 37 tahun terlihat sigap mengantar penumpangnya yang berbaju koko warna krem.

Zul, demikian ia karib disapa, cukup cekatan menerobos kemacetan jalan Ibu Kota dengan motor kopling miliknya untuk mengantar penumpang sampai tujuan.

Akhirnya kuda besi milik Zul tiba di depan Gedung Kemenaker, Setiabudi, Jakarta Selatan. Tujuan yang dikehendaki penumpangnya.

Baca juga: Ini Kekhawatiran Driver Ojol Jika Nadiem Makarim Jadi Menteri

Namun, ada yang tak biasa. Kali ini Zulkifli juga ikut turun dari motornya.

Tanpa ragu Zulkifli menggandeng tangan penumpang tersebut ke dalam Gedung Kemenaker. Ya, penumpang Zul hari ini adalah seorang tunanetra.

Zulkifli dan pria tunanetra itu berjalan bersama dengan langkah penuh hati-hati, perlahan mereka menerjang teriknya sinar matahari menuju Gedung Kemenaker yang berjarak kira-kira 200 meter dari arah pandangan mata.

Sang pria tunanetra itu pun juga tidak berbicara banyak. Dia seolah mempercayakan seluruh langkahnya kepada Zulkfili seorang.

Baca juga: Pengemudi Ojek Online Ingin Punya Shelter di Stasiun Manggarai

Tidak lama berselang, Zul dan pria tunanetra tiba di dalam masjid yang berada di Gedung Kemenaker.

"Katanya dia mau ngisi acara, makanya saya anterin ke sini. Mau ceramah katanya," kata Zul usai mengantar pria tersebut.

Pria tunanetra itu ternyata bukan saudara, kerabat, ataupun keluarga Zul. Dia hanya seorang penumpang biasa yang Zul pikir perlu dibantu karena keterbatasanya.

"Namanya orang enggak bisa lihat, ya sudah saya anterin aja sampai ke tempat, biar selamat, enggak ada masalah," ucap Zul.

Mengantar penumpang hingga sampai tujuan

Zulkifli gandeng penumpangnya yang tuna netra ke dalam gedung Kemenaker, Jakarta Selatan, Kamis (31/10/2019)KOMPAS.COM/WALDA MARISON Zulkifli gandeng penumpangnya yang tuna netra ke dalam gedung Kemenaker, Jakarta Selatan, Kamis (31/10/2019)

Walau merasa senang bisa membantu penumpang tunanetra tersebut, Zul mengaku sempat kaget lantaran mendapatkan penumpang disabilitas.

Seketika Zul langsung bingung bagaimana cara melayani, bersikap, dan sebagainya.

Namun, kebingungan tersebut segera sirna ketika penumpang yang membutuhkan jasanya sebagai pengemudi ojol ternyata sangat bersahabat.

Baca juga: Ketika Awkarin Sambangi Kontrakan Pengemudi Ojek Online yang Motornya Dicuri...

"Di jalan sih ngobrol. Dia sih tanya tanya saya, bapak orang mana? Saya orang Depok, gitu," kata Zulkifli.

Namun, terlepas dari itu, Zul merasa senang bisa membantu sang penumpang kendati ia tidak menerima uang tip sepeser pun. Sebab bukan itu yang dicari Zul.

Bagi Zul, ucapan terima kasih yang meluncur dari mulut penumpang spesialnya hari ini akan terasa lebih manis dan menyejukkan.

"Tadi dia bilang makasih sudah dianterin," tutup dia dengan semringah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com