Terlebih, ia dan pedagang sesama anggota KPPJ dapat melakukan aktivitas perkulakan tanpa harus ke darat lagi.
"Alhamdulillah kini tak perlu lagi ke darat untuk mendapatkan dagangan, apalagi harganya sama dengan harga di darat. Jadi hemat waktu dan biaya transportasi," katanya.
Sebelum JakGrosir dibuka, Jaenudin harus mengeluarkan biaya transportasi berkali-kali dari kapal ojek, bajai, ongkos angkut barang atau biaya kuli angkut yang mahal, hingga becak motor.
Sebagai pedagang, Jaenudin harus mengikuti kesepakatan untuk tidak menjual kembali barang grosiran dengan harga tinggi pada warga.
Pasalnya, ada sanksi yang akan dikenakan oleh Pasar Jaya kepada pedagang anggota KPPJ yang menjual terlalu tinggi dibandingkan di pasaran, karena harga dari JakGrosir sama dengan di Jakarta.
Misalnya, harga beras ramos Rp 57.200 per lima kilogram, gula pasir Rp 10.900 per satu kilogram, daging sapi Rp 35.000 per satu kilogram, dan daging ayam Rp 8.000 per kilogram.
"Selanjutnya, telur ayam Rp 10 ribu per kilogram, ikan kembung Rp 13 ribu per satu kilogram dan susu UHT Rp 30 ribu per karton (24 pcs)," tandasnya.
Fakta-fakta tersebut membuktikan bahwa kehadiran JakGrosir di Kepulauan Seribu membuat pedagang senang. Ini karena mereka bisa menghemat biaya transportasi berikut ongkos kuli angkutnya.
Tak hanya pedagang, warga pun lega karena dapat menggunakan selisih uang belanjanya untuk keperluan lain.
Dengan begitu, kehadiran JakGrosir dengan sendirinya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para warga Kepulauan Seribu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.