Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Aparat Lolos Penertiban Lahan untuk UIII, Warga Minta Keadilan

Kompas.com - 13/11/2019, 10:17 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Proses penertiban lahan untuk Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) lagi-lagi ricuh.

Kali ini kericuhan terjadi karena dipicu amarah warga yang melihat beberapa rumah diduga milik aparat tidak ikut diratakan.

"Kami minta keadilan, seharusnya milik aparat yang lebih dahulu untuk diratakan," ujar Silalahi, warga Kampung Bulak yang rumahnya sudah diratakan di lokasi penertiban lahan untuk proyek pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Cisalak, Depok, Rabu (13/11/2019).

Sambil berdiri di roller alat berat backhoe, Silalahi meminta Satpol PP menertibkan rumah yang masih berdiri di sekitar rumah warga yang sudah rata dengan tanah.

Ketika kericuhan mulai melebar, Kepala Tim Jaguar Inspektur Satu Winam Agus terjun menengahi keributan tersebut.

Baca juga: Penertiban Kampung Bulak, Warga: Bongkar Juga RS Sentra Medika!

"Turun dulu, kita ngomong, tapi jangan mengganggu pekerjaan yang lain," sambil menarik tangan Silalahi dari atas alat berat.

Kericuhan berhasil diredam namun beberapa orang warga masih bertahan di lokasi penertiban sambil melihat alat berat terus meratakan rumah-rumah warga dengan tanah.

Sebelumnya, penertiban lahan untuk proyek pembangunan kampus UIII di Kampung Bulak, Cisalak digelar hari ini setelah ditunda pada Senin (11/11/2019) lalu.

Kepala Satpol PP Depok Lienda R menjelaskan, area tersebut ditertibkan sesuai dengan perintah Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Agama yang mengembangkan wilayah tersebut menjadi UIII.

"Hari ini kami tertibkan, sekitar 14 rumah baik permanen maupun tidak," pungkas dia.

Pantauan Kompas.com, ada tiga rumah yang lolos dari penertiban, satu rumah dibangun permanen dan dua rumah dibangun semi permanen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com