TANGERANG, KOMPAS.com — Menjadi terpidana tak menghambat perempuan-perempuan penghuni Lapas Perempuan Klas IIA Kota Tangerang tetap produktif.
Salon Lapuan menjadi tempat mereka merajut asa.
Di salon yang terletak persis di samping area parkir lapas tersebut itulah perempuan penghuni Lapas Perempuan bekerja sebagai pegawai yang cekatan melayani pelanggan.
Mereka yang bekerja di sana merupakan warga binaan yang sebentar lagi akan menghirup udara bebas.
Salah satu warga binaan, Dorah, terlihat semringah memegang kepala Komariah, salah satu warga sekitar Lapas yang menjadi pelanggan di salon Lapuan ini.
Dorah bersama keempat warga binaan lainnya, Jasmine, Endang, Veronika, dan Desi, diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar di salon binaan Lapas Perempuan Klas IIA Tangerang.
Mereka berlima dipilih mengikuti program asimilasi dari lapas dengan penjagaan minimum.
Dengan demikian, kelima warga binaan tersebut lebih leluasa untuk berinteraksi kepada masyarakat.
Dorah bercita-cita ingin membangun kembali salon yang dulunya pernah dia bangun di negara asalnya, Afrika Selatan.
Dorah terjerat kasus narkoba dan divonis 11 tahun penjara.
Ia telah ditahan di Lapas Perempuan Klas IIA Kota Tangerang kurang lebih selama lima tahun.
"Saya sudah 5 tahun 7 bulan," kata dia saat ditemui Kompas.com di Lapas Perempuan Kelas 2A, Kota Tangerang, Jumat (15/11/2019).
Dorah bercerita bagaimana dirinya mencoba bangkit dan mengabdi ke masyarakat setelah mendapatkan program remisi dan akan segera bebas.
Bagi dia, Lapuan adalah tempat dia mengasah mimpinya untuk menjadi nyata setelah keluar dari lapas tersebut.
"Salon internasional, karena kami di Afrika Selatan sana adalah Rainbow Country. Saya pernah mengurus banyak rambut," kata dia sambil sesekali tersenyum.