Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salon Lapuan dan Asa di Balik Tembok Lapas Perempuan Tangerang

Kompas.com - 15/11/2019, 17:17 WIB
Singgih Wiryono,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com — Menjadi terpidana tak menghambat perempuan-perempuan penghuni Lapas Perempuan Klas IIA Kota Tangerang tetap produktif. 

Salon Lapuan menjadi tempat mereka merajut asa.

Di salon yang terletak persis di samping area parkir lapas tersebut itulah perempuan penghuni Lapas Perempuan bekerja sebagai pegawai yang cekatan melayani pelanggan. 

Mereka yang bekerja di sana merupakan warga binaan yang sebentar lagi akan menghirup udara bebas.

Salah satu warga binaan, Dorah, terlihat semringah memegang kepala Komariah, salah satu warga sekitar Lapas yang menjadi pelanggan di salon Lapuan ini.

Dorah bersama keempat warga binaan lainnya, Jasmine, Endang, Veronika, dan Desi, diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar di salon binaan Lapas Perempuan Klas IIA Tangerang.

Mereka berlima dipilih mengikuti program asimilasi dari lapas dengan penjagaan minimum.

Dengan demikian, kelima warga binaan tersebut lebih leluasa untuk berinteraksi kepada masyarakat.

Dorah bercita-cita ingin membangun kembali salon yang dulunya pernah dia bangun di negara asalnya, Afrika Selatan.

Dorah terjerat kasus narkoba dan divonis 11 tahun penjara. 

Ia telah ditahan di Lapas Perempuan Klas IIA Kota Tangerang kurang lebih selama lima tahun.

"Saya sudah 5 tahun 7 bulan," kata dia saat ditemui Kompas.com di Lapas Perempuan Kelas 2A, Kota Tangerang, Jumat (15/11/2019).

Dorah bercerita bagaimana dirinya mencoba bangkit dan mengabdi ke masyarakat setelah mendapatkan program remisi dan akan segera bebas.

Bagi dia, Lapuan adalah tempat dia mengasah mimpinya untuk menjadi nyata setelah keluar dari lapas tersebut.

"Salon internasional, karena kami di Afrika Selatan sana adalah Rainbow Country. Saya pernah mengurus banyak rambut," kata dia sambil sesekali tersenyum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com