Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kusni Kasdut, Penjahat yang Fenomenal: Pejuang Kemerdekaan yang Tersakiti (2)

Kompas.com - 19/11/2019, 06:54 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Kusni Kasdut terkenal sebagai penjahat ulung pada masanya. Ia terlibat sejumlah perampokan dan tak segan membunuh. 

Kusni ternyata merupakan salah satu pejuang kemerdekaan. Perjuangannya dimulai ketika ia bergabung dengan Heiho pada masa penjajahan Jepang.

Berdasarkan buku Kusni Kasdut karya Parakitri T Simbolon, wartawan harian Kompas, Kusni dulunya sangatlah miskin.  (Tulisan ini menyarikan kisah Kusni Kasdut dari buku karya Parakitri tersebut).

Kusni hanya tinggal bersama ibunya. Bahkan sakin miskinnya mereka, sang ibu sampai dikenal dengan nama Mbok Cilik (miskin).

Baca juga: Kusni Kasdut, Penjahat Fenomenal: Perampokan Museum Nasional (1)

Semasa mudanya Kusni juga sangat pendiam. Tak seorang pun teman dekat kepadanya.

Suatu ketika saat Jepang hampir kalah, ia dan empat teman sekolahnya di Malang bergabung dengan Heiho. Mereka berlima ditempatkan di Batalyon Matsamura, lapangan terbang di sebelah timur laut Kota Malang.

Dendam dengan Jepang

Jepang memberi pelatihan yang sangat keras. Salah sedikit, kepala langsung ditempeleng. Belum lagi mereka diharuskan untuk sembah sujud kepada Tenno Heika atau Yang Mulia Kaisar.

Tapi yang paling membuat Kusni dendam kepada Jepang ialah ketika sekali ia mangkir dari dinas untuk menghabiskan waktu bersama ibunya.

Saat itu Kusni beralasan bahwa ibunya sedang sakit, tapi ia justru dimaki oleh orang Jepang yang jadi pimpinannya.

"Bagerooo! Binatang juga punya ibu. Karo (kalau) sekutu datang, ibumu tidak perru (perlu) sakit  tapi ditembaak!," kata orang Jepang tersebut kepada Kusni seperti dikutip dalam buku tersebut.

Hal itu terus terngiang di kepala Kusni, bahkan ia yang tidak biasa mabuk pergi minum-minuman ke kawasan Calekat, Malang, hingga membuat teman-temannya heran.

Tapi beberapa hari setelah kejadian tersebut, Kusni beserta seluruh Heiho lain dikumpulkan. Salah seorang Jepang lalu mengatakan kepada mereka bahwa mereka diliburkan sampai waktu yang tak ditentukan.

Ternyata, hari itu tanggal 19 Agustus 1945. Itu berarti, dua hari sebelumnya Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaan. Para anggota Heiho itu dilucuti senjatanya.

Lepas dari Heiho, pada Oktober 1945 Kusni Kasdut bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Ia menjadi anggota batalyon Rampal.

Saat mendengar terjadi perebutan senjata Jepang oleh rakyat Surabaya, Kusni merasa bahwa itu saatnya membalaskan dendam kepada Jepang.

Tetapi di Malang, pertempuran tak terjadi. Jepang sepakat menyerahkan gudang senjata mereka yang isinya tak seberapa kepada rakyat tanpa perlawanan.

Baca juga: Tyo Pakusadewo Akan Sutradarai Film Kusni Kasdut

Meski mendapat senjata, Kusni tak merasa senang. Dalam dirinya ada keinginan liar untuk ikut dalam perang yang bergelimangan darah.

Belakangan terdengar kabar bahwa Jepang telah kalah dari Inggris. Didengarnya pula kabar bahwa negara sekutu itu telah masuk ke Surabaya.

Hal itu membuat Kusni tergerak. Ia dan pemuda-pemuda lain berangkat ke Surabaya untuk berperang.

Sebelum berangkat, Kusni minta izin kepada ibunya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com